Senin, 06 Oktober 2014

KONSEP QALBU DALAM SEJARAH

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
            Kata ‘Qalbu (Hati)’ dinisbahkan kepada hati (sebagai benda) inderawi yang bertempat didalam dada;sedangkan Allah menidbahkan kata ‘hati’ kepada hati dalam makna yang berbeda  yang juga terdapat didalam dada yang erat kaitannya dengan hati inderwi (bendawi).Hati dalam pengertian yang berbeda itu adalah tempat iman dan kekufuran.Para penyair dan pujangga membicarakan masalah hati sebagai tempat rasa,baik itu rasa cinta maupun rasa benci.
            Tidak syak lagi bahwa terdapat kaitan pengertian antara hati menurut penertian penyair maupun hati menurut pengertian pujangga dengan hati sebagai tempat dari kekufuran,kemunafikan,dan iman.Sebagaiman akan kita bahas dalam makalah saya selanjutnya.

B.Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Qalbu  (Hati)?
2.      Apa keutamaan Qalbu dan Urgensinya ?
3.      Apa sarana menghidupkan hati serta unsur-unsur yang membuat hati rusak ?
4.      Apa fungsi dan potensi Qalbu ?
5.      Apa kualitas dan kandungan Qalbu ?










BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Qalbu (Hati)
            Dalam tinjauan bahasa,al-qalb memiliki dua pengertian : Pertama,menunjukan arti sesuatu yang paling orisinil dan paling mulia.Kedua,menunjukan arti membalikan sesuatu dari sisi ke sisi lainnya.
            Yang pertama adalah hati manusia dan selainnya.Dinamakan hati,karena ia adalah sesuatu yang paling mulia.Segala sesuatu yang paling orisinal dan paling mulia.Segala sesuatu yang paling orisinal dan paling mulia adalah hatinya.Makna yang pertama itulah yang dimaksud dalam hal ini.
            Banyak pembicaraan dalam Al-Quran dan Hadist Nabi mengenai hati,apakah yang dimaksud dengan hati itu adalah segumpal daging yang terdapat di dada ataukah yang dimaksud dengan hati adalah akal yang terdapat di otak .
            Hati itu bukan ini bukanlah itu,melainkan ia adalah rahasia Ilahi yang memiliki kaitannya yang erat dengan hati yang melekat dalam tubuh ini.Sebagaimana halnya ia memiliki kaitannya dengan otak berikut isyarat-isyarat lahiriahnya menurut cara yang hanya diketahui oleh Allah.
            Ayat-ayat Al-Quran dan Hadist Nabi yang dapat dipahami darinya bahwa yang dimaksud dengan hati  adalah hati yang terdapat diantara tulang-tulang rusuk.Adapun beberapa pihak yang berpendapat bahwa akal  terdapat di otak.
            Pertama,ayat-ayat dan hadist  yang menunjukan pengertian bahwa  yang dimaksudkan dengan hati adalah hati yang terdapat di dalam dada.Hadist yang merupakan bukti kuat dalam masalah ini bahkan nyaris menjadi nash dalam masalah ini:[1]



1)      Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah (semasa kecil) pernah didatangi oleh Jibril saat sedang bermain dengan dua anak kecil lainnya.Maka Jibril menangkapnya dan membaringkannya lalu membelah dadanya,lantas mengeluarkan dari hati itu segumpal darah seraya berkata,”ini adalah bagian setan  darimu”.Kemudian Jibril mencucinya dalam bejana terbuat dari emas dengan air zam-zam,kemudian memperbaikinya,lalu mengembalikannya di tempatnya semula.Anas berkata mengenai hal itu,”Aku pernah melihat bekas jahitan itu pada dada beliau”
Ucapan Anas ini jelas bahwa yang dimaksud adalah hati yang terdapat di dalam dada.
           Apa yang dilakukan Jibril terhadap hati Nabi memberitahukan bahwa hati yang berwujud daging itu mengandung Alaqah (rekatan-rekatan darah) atau rahasia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.Alaqah ini mungkin nampak dan mungkin juga tersembunyi.Jika pun nampak maka ia tidak terjangkau karena begitu kecilnya,dimana tidak dapat diketahui dengan mata telanjang.
2)      Allah berfirman: yang artinya “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta,tetapi yang buta ialah hati yang ada di dalam dada”.Kata-kata yang ada di dalam dada,menafikan segala Mujaz (metafor) yang memungkinkan dihubungkan dengan tempat hati  yang bersifat  maknawi,dan pernyataan diatas berhubungan dengan hakekat (keadaan sebenarnya).[2]
Semua dali-dalil tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan hati ialah hati yang berwujud daging itu berikut apa yang terdapat di dalamnya berupa keterkaitannya yang bersifat rahasia dengan amalan-amalan manusia dan kehendaknya
Kedua,Kedokteran modern sampai saat ini tidak mengetahui secara meyakinkan dimanakah tempat yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan batin manusia dabn kehendaknya,serta dimanakah tempat munculnya perasaan-perasaan.Tetapi yang diketahui ialah tempat yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan fisik manusia yaitu otak.
Ketiga,pengaruh akal dan hati,yang menguatkan pendapat ini juga ialah bahwa karena kehidupan lahiria manusia berhubungan dengan hati dan akalnya sekaligus berdasarkan kenyataan,maka mungkin saja kehendaknya dan perasaannya berdasarkan dengan hati dan akalnya juga.Sebab manusia tidaak dapat hidup sehat dengan wajar,kecuali apabila hati dan akalnya sehat.Tidak ada halangan kemungkinan terjadinya kaitan yang erat antara hati dengan akalnya yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan batin manusia atau yang dinamakan sebagai ibadah-ibadah dan penyakit-penyakit hati serta perasaan-perasaan batiniah.
Keempat,pendapat ini mengkompromikan antara pihak yang berpendapat bahwa akal itu terdapat didada dan tidak ada hubungannya dengan otak dengan pihak yang berpendapat bahwa akal itu terdapat di otak dan tidak ada hubungannya dengan hati.[3]
Memahami dan menangkap pengertian qalbu secara utuh adalah ke­mustahilan. Kita hanya dapat memahami melalui asumsi-asumsi dari proses perenungan yang sangat personal karena di dalam qalbu terdapat berbagai potensi yang sangat multidimensional. Sehingga, sepanjang sejarah peng­hayatan dan filsafat agama, tema yang berkaitan dengan qalbu menjadi masalah yang abadi dan selalu menggoda untuk memahaminya secara lebih mendalam. Qalbu tidak mempunyai batas atau ukuran-ukuran permanen. Sebagaimana makna qalbu itu sendiri yang bersifat kondisional (ahwal) dan tidak memiliki pengertian yang statis (maqamah). Qalbu tidak mungkin diukur dengan batas- an-batasan atau dibatasi dengan ukuran-ukuran yang pasti. Meminjam ungkap­an dari Pascal, "Le coeur a ses raisons que la raison ne connait pas ’hati mempunyai akalnya sendiri yang tidak bisa dimengerti oleh akal budinya’." Pascal melanjut­kan bahwa kebenaran hanya dapat diketahui jika kita mau mendengar suara hati (logique de coeur). Walaupun seharusnya lebih ditegaskan bahwa kebenaran hanya mungkin diketahui dan dirasakan nyata, apabila kita mau melaksanakan kata hati, bukan hanya mendengar!
Qalbu adalah hati nurani yang menerima limpahan cahaya kebenaran Ilahiah, yaitu ruh. Sebagaimana sejak di alam ruh, kita telah melakukan ke­saksian kebenaran,
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap diri mereka (seraya berfirman), ’Bukankah Aku ini Tuhanmu?’Mereka menjawab, ’Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi... ’’’ (al-Araaf: 172)[4]
Pengertian qalbu (bentuk masdar) dari qalaba yang artinya ’berubah-ubah, berbolak-balik, tidak konsisten, berganti-ganti’. Pokoknya qalbu merupakan lokus atau tempat di dalam wahana jiwa manusia yang merupakan titik sentral atau awai segala awai yang menggerakkan perbuatan manusia yang cenderung kepada kebaikan dan keburukan. Qalbu juga merupakan saghafa atau hamparan yang menerima suara hati (conscience) yang berasal dari ruh dan sering pula disebut dengan nurani (bersifat cahaya) yang menerangi atau memberikan arah pada manusia untuk bertindak dan bersikap berdasarkan keyakinan atau prinsip yang dimilikinya.
Dengan qalbu itulah, Allah ingin memanusiakan manusia, memuliakan­nya dari segala makhluk yang diciptakan-Nya. Sebaliknya, karena qalbu itu pula, manusia membinatangkan dirinya sendiri. Hal ini bisa terjadi dikarenakan qalbu merupakan titik sentral kecerdasan dan sekaligus kebodohan ruhaniah bagi manusia. Itulah sebabnya, Allah menempatkan qalbu sebagai sentral ke­sadaran manusia sehingga Allah sendiri tidak mempedulikan tindakan yang tampak kasat mata, bahkan Allah memaafkan kesalahan yang tidak dengan sengaja disuarakan oleh hati nuraninya perbuat,

.. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilafpadanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hati (qalbu)mu...." (al- Ahzab: 5, al-Baqarah: 225)[5]
Allah tidak memandang apa yang tampak, tetapi melihat yang lebih esensial, yaitu qalbu manusia, karena dari sinilah berangkat segala tindakan yang autentik. Rasulullah bersabda :
"Sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk wajahmu, tidak me­mandang badanmu, melainkan Dia memandang qalbumu."
Di dalam qalbu terhimpun perasaan moral, mengalami dan menghayati tentang salah-benar, baik-buruk, serta berbagai keputusan yang harus diper- tanggungjawabkannya secara sadar, sehingga kualitas qalbu akan menentukan apakah dirinya bisa tampil sebagai subjek, bahkan sebagai wakil Tuhan di muka bumi (divine vicegerency) ataukah terpuruk dalam kebinatangan yang hina, bahkan lebih hina dari binatang yang melata. Qalbu merupakan awai dari sikap sejati manusia yang paling autentik, yaitu kejujuran, keyakinan, dan prinsip-prinsip kebenaran.
Perasaan moral tersebut akan ditampilkan dalam bentuk tindakan yang berorientasi pada prestasi (achievemnents orientation ’amal saleh’). Dengan pemahaman ini, tumbuhlah kecerdasan ruhaniah yang paling awai, yaitu ke­sadaran untuk bertanggung jawab. Sehingga, seorang karyawan yang datang terlambat dengan sengaja, pada hakikatnya dia sedang mengkhianati hati nuraninya sendiri, merusak keyakinan moralnya, yaitu iman dan sekaligus tidak memiliki rasa tanggung jawab. Iman dan takwa telah tercoreng oleh perbuatan­nya tersebut, betapa pun tindakannya tersebut dianggap sepele (hanya datang terlambat). Padahal, nilai moral tidak dapat diukur oleh asumsi demikian, tetapi rasa getir karena telah berkhianat. Bukan soal kuantitas melainkan kualitas dari nuraninya mulai dikesampingkan, dan betapa pun kecilnya sebuah tindakan yang mengkhianati komitmen iman pada akhimya akan memberikan akibat yang sangat buruk, bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan pula untuk orang lain. Bila Anda terlambat, berarti ada mekanisme yang terputus karena keberadaan Anda merupakan bagian dari sebuah sistem. Keterlambatan Anda akan ditanggung oleh teman-teman Anda dan Anda sendiri menjadi bagian dari penghambat mekanisme kerja yang akan merugikan bukan hanya Anda, tetapi perusahaan! Anda tidak saja melecehkan suara hati Anda sendiri, tetapi Anda sedang dalam keadaan zalim dan menzalimi.[6]
Untuk itu, kecerdasan ruhaniah sangat ditentukan oleh upaya untuk membersihkan dan memberikan pencerahan qalbu (tazkiyah, tarbiyatul quluub) sehingga mampu memberikan nasihat dan arah tindakan serta caranya kita mengambil keputusan. Qalbu harus senantiasa berada pada posisi menerima curahan cahaya ruh yang bermuatkan kebenaran dan kecintaan kepada Ilahi. Rasulullah saw. bersabda,
"Mintalah nasihat pada dirimu, mintalah nasihat pada hati nuranimu (istafti nafsaka, istafti qalbaka) wahai Habishah (Nabi mengulanginya tiga kali). Kebaikan adalah sesuatu yang membuatjiwa tenangdan membuat hati tenang. Dosa adalah sesuatu yang membuat jiwa tidak tenteram dan terasa bimbangdi dalam hati."(HR Ahmad)[7]

B.Keutamaan-Keutamaan Hati Dan Urgensinya
            Hati memiliki keutamaan-keutamaan,keistimewaan-keistemewaan dan urgensinya begitu menentukan dibandingkan anggota-anggota tubuh lainnya,antara lain:

1.      Hati Adalah Tempat Turunnya Ilham-ilham Ilahiyah
Nash-nash syariat telah menjelaskan kemuliaan hati,urgensinya,dan pengaruhnya yang besar,serta menjelaskan bahwa Allah memperlakukan hati manusia bagaimana saja Dia menghendakinya Sebab Allah membatasi antara manusia dengan hatinya.

“Dan ketahuilah ,sesungguhnya Allah membatasi antara seseorang dengan hatinya.”(Al-Anfal;24)
$pkšr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7ŠÉftGó$# ¬! ÉAqߧ=Ï9ur #sŒÎ) öNä.$tãyŠ $yJÏ9 öNà6ÍŠøtä ( (#þqßJn=ôã$#ur žcr& ©!$# ãAqçts šú÷üt/ ÏäöyJø9$# ¾ÏmÎ7ù=s%ur ÿ¼çm¯Rr&ur ÏmøŠs9Î) šcrçŽ|³øtéB ÇËÍÈ  

Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu[605], ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya[606] dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”[8]
(605). Maksudnya: menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. juga berarti menyeru kamu kepada iman, petunjuk Jihad dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
(606). Maksudnya: Allah-lah yang menguasai hati manusia.
2.      Hati Adalah Sandaran Taklif (pembebanan).
Karena Islam,iman dan ihsan,berikut segala yang mengikutinya berupa ibadah-ibadah batin,asasnya adalah hati,sedangkan hati adalaha pusat perhatian Allah.Nabi telah memberitahukan :
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa-rupa kalian,tetapai Dia  melihat kepada hati kalian,seraya menunjuk dengan jarinya ke dadanya yang mulia.”
3.      Hati Yang Mendapat Petunjuk akan Mendapat Pahala yang Sangat Besar
Hati yang mendapatkan petunjuk,di dalamnya terdapat cahaya-cahaya dan hujjah-hujjah yang diberikan Allah kepada siapa yang dikehendakiNya dari Hamba-hambaNya.Lalu dengan itu,Allah memelihara dari berbagai keburukan dan menunjukkannya kebajikan yang banyak.Yaitu seperti Ilham.
Allah berfirman :
!$uZøŠym÷rr&ur #n<Î) ÏdQé& #ÓyqãB ÷br& ÏmÏèÅÊör& ( #sŒÎ*sù ÏMøÿÅz Ïmøn=tã ÏmŠÉ)ø9r'sù Îû ÉdOuŠø9$# Ÿwur Îû$sƒrB Ÿwur þÎTtøtrB ( $¯RÎ) çnrŠ!#u Å7øs9Î) çnqè=Ïæ%y`ur šÆÏB šúüÎ=yößJø9$# ÇÐÈ  
Artinya:”dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah Dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya Maka jatuhkanlah Dia ke sungai (Nil). dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari Para rasul.”

4.      Tarikan-tarikan Hati yang Adakalanya Menyelamatkan Manusia dan Adakalanya Membinasakannya
Adakalanya di dalam hati manusia terdapat tarikan yang mulia sehingga ia selamat,dan kadang kala ada tarikan yang merusak sehingga ia celaka.Qaswah (hati yang keras) adalah tarikan hati yang merusak.Tatkala hal ini terdapat pada hati seorang wanita maka ia celaka.
5.      Baiknya Kualitas Hati Adalah Kunci Baiknya Kualitas Individu dan Masyarakat
Hati yang baik adalah cikal bakal baiknya masyarakat,sebab baiknya individu itu bergantung pada baiknya hati.Nabi bersabda,”Sesungguhnya di dalam jasad itu terdapat segumpal daging,jika ia baik maka seluruh tubuh menjadi baik,dan jika rusak maka seluruh tubuh menjadi rusak:itulah hati”.[9]
            Kualitas itu ada dua macam:fisik dan ruhani.Adapun baiknya fisik,jika hati seseorang itu baik,maka badannya akan menjadi baik pula.,Karena ia akan meninggalkan hal-hal yang memabukkan,hal-hal yang terlarang dan kenistaan-kenistaan.Jika badannya baik,maka itu adalah cikal bakal yang baik dalam kemajuan umat,produktiffitasnya dan pembangunan peradabannya.Inilah perbaikan materi yang besar.
            Adapun baiknya ruhani,maka baiknya hati akan diiringi dengan melaksanakan hak-hak Allah dengan sebaik-baiknya,seperti shalat,puasa,menegakan jihad,dan meyebarkan dakwah.Dan umat-umat itu hanya dapat tegak dengan hati yang baik disertai dengan fisik yang baik.
            Amalan-amalan hati adalah ibadah-ibadah yang hanya dimiliki oleh umat islam.Seandainya mereka menjalankan dengan baik ibadah ini niscaya mereka menduduki senggasana peradaban dunia.
            Dari penjelasan tadi jelaslah bahwa hati ini unik dengan berbagai keistimewaan dan keutamaan-keutamaan yang besar.Karena itu harus ada kesungguhan untuk memperhatikannya sehingga tidak menyimpang atau tersesat.[10]

a.      Kaidah-Kaidah Ibadah Hati
            Amalan-amalan hati terbagi menjadi liam bagian:
·         Wajib
·         Ajuran (sunnah)
·         Haram
·         Makruh
·         Mubah
Artinya hukum-hukum taklifiyah yang liam itu pula berlaku bagi hati.
Ibadah-ibadah yang diwajibkan atas hati,seperi : Ikhlas,Tawakal,Khauf (rasa takut),raja (berharap) dan taubat.
            Seluruh ibadah tersebut memiliki dua unjung :Pertama,pokok kewajiban yang harus dilaksanakan.Kedua,kesempurnaan lagi dianjurkan dan ini adalah derajat orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah (al-Muqarrabin)
            Ibadah-ibadah qalbiyah yang dianjurkan adalah,seperti menyempurnakan apa yang diperintahkan dari ibadah-ibadah yang wajib tadi,ridha,khusyu,rindu kepad Allah,jinak kepadaNya dan menuju kepadaNya.
            Yang diharamkan atas hati ada tiga macam :
·         Kufr (kekafiran),seperti:mengingkari Allah,syirik,dan bersikap ragu-ragu.
·         Kabair (Dosa-dosa besar),seperti: riya,ujub,sombong,bangga  diri,putus asa dari rahmat Allah,memrasa aman dari maker Allah,gembira dengan bencana yang menimpa kaum muslimun,memaki musibah yang menimpanya dan dengki.
·         Shaghair (Dosa-dosa kecil),yaitu dosa-dosa yang tidak mencapai dosa-dosa besar,seperti:berkeinginan melakukan dosa-dosa kecil dan mengangankannya.
Hal-hal yang dimakrukan yang berlaku atas hati,ialah lalai terhadap Allah,dengan ketrgantungannya yang berlebihan terhadap urusan-urusan duniawi.Demikian pula yang terlintas di hati berupa pikiran-pikiran yang sebenarnya seseorang dapat menahannya dan meninggalkannya buah pikiran-buah pikiran tersebut lebih baik dari pada memikirkannya,tetapi ia tidak di siksa karenanya.
Adapun perkara-perkara yang mubah adalah kekosongan hati dari makna-makna yang agung dan terlintasnya buah pikiiran-buah pikiran duniawi yang menyibukan hatinya.

b.      Kedudukan Kesehatan Qalbu Dan Jiwa Dalam Taklif
           Ketentraman Qalbu merupakan manifestasi dari kesehatan Qalbu.Kita dituntut untuk sampai pada situasi dan keadaan tersebut.Jalan menuju ketentraman Qalbu adalah zikir,dan yang termasuk zikir adalah shalat.Kita dituntut juga untuk menegakannya.Salah satu pengaruh dari ditegakannya shalat ialah ketercegahan diri dari perbuatan keji dan mungkar,kitapun dituntut untuk mewujudkannya dari perbuatan-perbuatannya.Jadi,ada empat tingkatan termasuk diantaranya kesehatan  Qalbu dan jiwa yang harus kita wujudkan keempat-empatnya dan mencapainya dengan ilmu dan amal.
           Allah Swt,berfirman :
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ  
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”[11]
           Puasa adalah kewajiban.Hikmah dari puasa adalah tercapainya takwa.Takwa merupakan naluri yang terdapat didaalam Qalbu yang darinya lahir tingkah laku tertentu,kita dituntut untuk mewujudkan semua ini.Salah satunya adalah            Qalbu yang sehat,jiwa yang sehat,ruh dan akal budi yang sehat,yang dapat melahirkan tingkah laku tertentu sebagai dampak dari amal perbuatan tertentu.Disekitar masalah ini kadang-kadang terjadi kedangkalan pemahaman dan tindakan yang kelewat batas.
           Setelah semua masalah ini tersebut jelas,maka selanjutnya upaya untuk membahas dan berbicara tentang sejumlah persolan yang di tengah-tengah uraian dan penjelasannya kita dapat mengetahui maksud dari kesehatan Qalbu,jiwa,dan ruh,setelah kita mengetahui kedudukan kesehatan jiwa dan qalbu tersebut dalam taklif.
           Tentang jiwa Al-Quran berkata,karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuryruh kepada kejahatan (QS Yusuf:53).Ini merupakan situasi atau keadaan jiwa yang sakit,dan firmanNya lagi,dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (QS AL-Qiyamah:2).Ini adalah keadaan atau situasi jiwa yang lebih tinggi,sebab ia mencerca dan menyalakan dirinya pada saat terperosok dalam kejahatan.[12]
           Al-Quran juga berkata,Hai jiwa yang tenang (QS.Al-Fajr:27).Di sini situasi dan keadaan jiwa berada pada tingkat tinggi,karena ia mencapai ketentraman dan keyakinan.Perlu diperhatikan bahwa jiwa yang tentram itu adalah jiwa yang dikatakan padanya : Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya (QS.Al-Fajr:28).
           Hal ini menunjukan bahwa jiwa yang tenang adalah jiwa yang diridhai Allah dan yang akan dipuaskan atau disenangkan oleh-Nya.Jadi jiwa yang tenang adalah situasi kesehatan tingkat tinggi bagi jiwa.
           Jalan menuju jiwa yang tenang adalah bertobat atau berserah diri kepada Allah,beriman dan memperbanyak zikir.Kita semua dibebani tanggung jawab untuk mewujudkannya.
           Inilah gambaran tentang kesehatan jiwa dan qalbu berikut jalan yang dapat mengantarkan pada kesehatan ruhani tersebut.Sekarang kami akan melakukan suatu contoh lain,kemudian kembali kepada topic semula.
           Para sufi berbicara tentang apa yang disebut hal (keadaan) dan tentang apa yang dinamai maqam (tingkatan).Kata mereka hal (kkeadaan ruhani) adalah awal mula dari maqam.Suatu contoh,yang mula-mula dilakukan oleh seorang adalah menyibukan diri dalam zikir hingga sampai pada wujud tertentu dari ketentraman qalbu,yang tak lama kemudian hilang lenyap;inilah yang disebut hal.Jika seseorang melakukan zikir terus-menerus hingga mencapai ketenangan qalbu yang abadi,maka kondisi ruhani yang demikian disebut maqam.Kita yang dituntut dalam setiap wujud manifestasi kesehatan qalbu dan jiwa untuk sampai pada maqam,agar kita kokoh dan tetap di dalamnya.Namun demikian,hakekat maqam (tingkatan-tingkatan) kesehatan ruhani banyak tidak diketahui orang sebagaiman amal nyta untuk itu jarang sekali ditemukan.
           Kita semua dituntut untuk mewujudkan sifat tabah,kecuali biala hak-hak Allah dilanggar.Ketika itu kita dituntut untuk melakukan sesuatu pun dikarenakan marah kita,sehingga kita mampu menegakan perintah Allah.Demikian perilaku Rasulullah Saw.Beliau tidak memarahi individunys,tapi marah pada saat hak-hak Allah dilanggar.
           Sifat tabah tidak terwujud sekaligus,melainkan terwujud dengan latihan.Pada saat seseorang mulai berperang melawan amarahnya,kadang-kadang ia mengalami kegagalan,tapi kadang-kadang berhasil.Ketabahan  semacam ini (ketabahan pada saat saat mampu menahan amarah,tabaahn semacam ini),hingga ia sampai pada tingkatan  ketabaahn.Jadi orang yang telah sampai pada tingkatan ketabahan tidak akan marah kecuali menurut syariat ia harus dan wajib marah.Pada saat itulah  berarti ia telah kokoh dan tetap dalam tingkatan ketabahan,dan telah berada dalam keadaan sehat qalbu dan jiwa.[13]
           Apa sajakah akhlak qalbu dan jiwa yang menjadi tuntutan kita ? Sejumlah akhlak tersebut jika kita telah ada pada diri kita adalah berupa tingkatan-tingkatan dan keberadaan-keberadaan kita tersebut.Ketika itu kita telah memliki kesehatan Qalbu dan jiwa.
            Jika jiwa dan qalbu sehat,memancarkan air yang jernih dan buah yang baik.Itu adalah semua pancaran  (mata air) fitrah dan buah dari iamn,yang akan tampak dalam berinteraksi dengan kebenaran dan makhluk manusia.Inilah yang dimaksud dengan empat wilayah .Pertama,wilayah pelaksanaan perintah dan penjauhan diri dari laranga.Kedua,wilayah pengejahawatan hikmah dari perintah  dan larangana.Ketiga,wilayah pengaruh positif dari keduanya,yang berupa kesehatan qalbu dan jiwa.
            Kita semua dibebani tanggung jawab untuk mewujudkannya wilayah-wilayah itu sesuai dengan derajat taklif dalam setiap jenjang.Tidak sedikit orang yang keliru dalam memahami dan menerapakan keempat wilayah tersebut.
            Jadi kesehatan yang sempurnah adalah pengejawatahan empat wilayah.Sedangkan kesehatan jiwa dan qalbu merupakan pusat dari kesehatan yang sempurnah.Pusat dari kesehatan jiwa dan qalbu adalah makrifat (pengenalanan terhadapa Allah),realisasi dari asma-asma-Nya dan penghambaan diri yang sempurnah terhadap-Nya.[14]
C.Sarana Menghidupkan Hati dan Unsur-Unsur Yang Dapat Merusak Hati
            Hati yang hidup serta senantiasa berzikir adalah nikmat dari Allah sedangkan orang yang berhati mati sebenarnya sudah mati sebelum ajalnya tiba,sebab dalam kehidupannya tidak ada kebajikan atau faidah.
            Unsur-unsur yang dapat menhidupkan hati adalah sebagai berikut :
Ø  Berzikir Kepada Allah
Manfaat zikir sudah dimaklumi.Orang yang berdzikir lagi khsyuk hatinya,berate hatinya tidak rusak dan tidak pula mati.
Ø  Mengingat Kematian
Sebab orang yang mengingat kematian itu sedikit angan-anagannya,banyak amalnya,dan sedikit dosanya.
Sa’id bin Jubair berkata “Sekiranya hatiku berpisah dari mengingat kematian,maka aku benar-benar khawatir hal itu dapat merusak hatiku.”
Ø  Ziarah Kubur
Ziarah kubur adalah sunnah yang telah banyak diabaikan.Banyak orang-orang shalih telah melalaikannya,apalagi umat islam yang masih awam.Ziarah kubur merupakan sarana terbesar untuk menghidupkan hati dan menghubungkannya dengan alam ghaib.Adalah kaum salaf sangat memperhatikan masalah ziarah kubur ini.Salah satunya adalah Shafwan bin Sulaim,Ia pernah datang ke pekuburan Baqi,seorang yang shalih lalu menguntitnya dari belakang seraya berkata “Aku akan melihat apa yang dia lakukan.” Lalu melanjutkan,”Shafwan lalu mendekati kubur kemudian terus menangis sehingga aku mengasuhinya (agar tidak menangis)”.Aku mengira bahwa itu adalah kuburan salah seorang keluarganya.Pada kali lain ia melewatiku,dan aku pun mengikutinya ia melakukan seperti sebelumnya.Aku ceritakan kejadian itu kepada Muhammad bin al-Munkadir.Kataku ‘Aku menyangka bahwa itu adalah kuburan salah seorang keluarganya’.
            Muhammad menjawab,”Mereka semua adalah keluarganya dan saudaranya.Ia tidak lain adalah seorang pria yang menggerakan hatinya dengan mengingat kematian,setiap kali hatinya mulai mengeras.”
Ø  Mengunjungi Orang-orang Shalih dan Melihat Amal-amal Kebaikan Mereka
Ini sangat berguna.Jika itu sulit dilakukan,hendaklah mengunjungi mereka dalam lembaran kitab-kitab yang memuat biografi mereka.Ini sangat penting sekali. Ja’far bin Sulaiman berkata,”Apabilah aku mendapatkan hatiku mulai mengeras,maka aku pergi untuk melihat wajah Nabi Muhammad bin Wasi.”Ia seola-olah pelipur laraku.Seseorang yang harus senantiasa menjaga hatinya agar keragu-raguan dan kenistaan-kenistaan batin,seperti riya,dan syirik,tidak menjalar kedalam hati.[15]
Abu Hafsan Naisiburi berkata “Aku menjaga hatiku selama dua puluh tahun pula.”Seseorang harus waspada terhadap hal-hal yang dapat merusak hati.
            Hati dapat rusak sebagaiman halnya badan.Rusaknya hati tersebut diakibatkan karena banyak hal yang dapat memalingkan seseorang hamba.Unsur-unsur yang dapat merusak hati antara lain sebagai berikut :
Ø  Hati yang Sibuk dengan Selain Allah dan Bergantung Kepada Selain-Nya
Kesibukan-kesibukan yang dapat memalingkan hati cukup banyak,antara lain:cinta kepada kehidupan duniawi,panjang angan,sibuk dengan aib orang lain,membenci mereka,menginkan balas dendam terhadap mereka,dan memenuhi hati dengan kedengkian kepada orang lain.Orang yang memiliki hati dengan kedengkian kepada lain.Orang yang memiliki hati seperti ini,kapankah hatinya akan bebas dari was-was tersebut.Disamping semua faktor diatas,ini terjadi akibat sedikit mengingat Allah.
Ø  Dosa-dosa
Pengaruh dosa-dosa sudah dimaklumi dapat menghitamkan hati dan menebalkan hijab yang menghalanginya dari Allah.[16]

Allah berfirman: “Sekali-kali tidak demikian sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.”(Al-Mutahaffifn:14).
      Kata ran ditafsirkan oleh sebuah riwayat dari Abu Hurairah ia berkata,Rasulullah bersabda : “Orang mukmin apabila melakukan sesuatu dosa,maka bercak hitam muncul dihatinya.Jika dia bertaubat,mencabut dirinya dari kemaksiatan dan beristgfar,maka hatinya kembali mengkilap.Jika ia melakukan dosa lagi,maka bercak hitam itu bertambah lagi sehingga tertutuplah hatinya oleh noda yang Allah sinyalir dalam firmanNya,’Sekali tidak demikian,sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka’”. (Al-Mutahaffifn:14).
      Al-Hasan al-Basri berkomentar,’Ialah doa diatas dosa diatas sehingga dapat membutakan hati lalu mati’.
Ø  Banyak Berbaur dengan Sembarang Orang
Sebab batasan yang cermat dalam pergaulannya yang terpuji ialah berserikat dengan mereka dalam kebajikan dan menjauhi berserikat dengan mereka dalam dosa serta berlebih-lbihan dalam hal-hal yang dipebolehkan sia-sia.Siapa yang tidak mampu kecuali bergaul dalam hal-hal yang sia-sia,hendaklah ia mencabut hatinya dari mereka,sebagaiman rambut tercabut dari adonannya.Hendaklah ia berada di tengah-tengah mereka dalam keadaan hadir dan absen,dekat dan jauh,tidur dan terjaga,melihat mereka namun tidak memperhatikannya,mendengar ucapan mereka namun tidak menanggapinya.Karena ia telah mengambil hatinya dari tengah-tengah mereka,dan dengannya ia naik menuju tempat yang bertnggi bersama para arwah yang suci.
Ø  Banyak Makan dan Minum
Fudhal bin Iyadh pernah mengatakan,Ada dua hal yang dapat mengeraskan hati:banyak berbicara dan banyak makan.
      Imam Syafi’I berkata “Aku tidak pernah kenyang sejak enam belas tahun lalu,kecuali sekali,lantas aku masukkan tanganku untuk kumuntahkan.Karena kenyang memberatkan badan,mengeraskan hati,menghilangkan kecerdasan,megajak tidur,dan melemahkan beribadah.”
      Abu Sulaiman ad-Darin berkata,”Tiap-tiap sesuatu mempunyai karatnya hati adalah kekenyangan.”
Ø  Banyak Tidur
Banyak orang yang telah menyia-nyiakan waktu yang panjang dan berharga.Itu terjadi karena mereka berlebih-lebihan dalam tidur.Ukuran tidur yang wajar bagi seseorang adalah sepertiga dari umurnya (kurang lebih 8 jam/hari).Dan ada yang melebihi hal itu,berarti seberapa banyak ia tidur ? Jika seseorang tidur melewati batas yang wajar,maka hatinya akan mati-kita berlindung kepada Allah dari semua itu.[17]

D.Fungsi dan Potensi Qalbu
Fungsi utama qalb adalah sebagai alat untuk memahami realitas (kehidupan) dan nilai-nilai seperti terdapat dalam surat al-Hajj sebagai berikut:
          أفلم يسيروا في الأرض فتكون لهم قلوب يعقلون بـها أو آذان يسمعون بـها فإنـها لا تعمى الأبصار ولكن تعمى القلوب التي في الصدور.  سورة الحج: 46
          Artinya:  "Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengannya mereka dapat memahami, atau mempunyai telinga yang dengannya mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada." (al-Hajj : 46).[18]
            Dalam ayat tersebut, qalb mempunyai potensi yang sama dengan akal, atau yang dimaksud qalb di sini mempunyai arti sama dengan akal. Qalb secara sadar dapat memutuskan  sesuatu atau melakukan sesuatu, dan dari potensi inilah, maka yang harus dipertanggunggjawabkan  manusia kepada Tuhannya adalah apa yang disadari oleh qalb dan fu'ad.  Allah berfirman: "Allah tidak menghukum kamu disebabkan oleh sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun (QS. al-Baqarah [2]: 225). Dalam ayat lain Allah juga berfirman: "Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya (QS. al-Isra' [17]: 36).
            Ada beberapa potensi (kemungkinan, kemampuan) qalb yang dijelaskan oleh al-Qur'an, yaitu sebagai berikut:
1.   Qalb dapat berpaling (dari kebenaran), seperti pada QS. al-Taubah: 117.
2.   Qalb dapat merasa kecewa dan kesal (QS. al-Zumar [39]: 45)
3. Qalb secara sengaja memutuskan untuk melakukan sesuatu (QS. al-Ahzab [33]:5 dan al-Baqarah: 225)
4.   Qalb dapat berprasangka buruk (QS. al-Fath [48]: 12)
5.   Qalb dapat menolak sesuatu (QS. al-Taubah [9]: 8)
6.   Qalb dapat mengingkari (QS. al-Nahl [16]: 22)
7.   Qalb dapat diuji (QS. al-Hujurat [49]: 3)
8.   Qalb dapat ditundukkan (QS. al-Hajj [22] 54)
9.   Qalb dapat diperluas dan dipersempit (QS. al-An'am [6]: 125)
10. Qalb bahkan dapat ditutup rapat/dikunci mati (QS. al-Baqarah [2]: 7).[19]
Selain itu, qalb juga mempunyai fungsi untuk mengetahui (mengenal) Pencipta-nya, mencintai, mengesakan dan hanya beribadah kepada-Nya. Hati pula yang membuat seseorang merasa senang mendekatkan diri kepada Allah, ridha, tawakkal, selalu mengingat-Nya, dan tidak suka atau benci terhadap kemaksiatan, sedih dan menyesal ketika berdosa dan tidak melaksanakan perintah Allah dengan sebaik-baiknya (Ibn al-Qayyim, IV, 2000: 185).
E.Kualitas dan Kandungan Qalbu
Selain mempunyai  potensi tersebut, qalb juga ibarat wadah yang di dalamnya terkandung banyak kualitas dan muatan-muatan yang  memperkuat potensi tersebut. Al-Qur'an menyebutkan bahwa di dalam qalb terkandung kualitas dan muatan-muatan sebagai berikut:

1.      Penyakit (QS. al-Baqarah [2]: 10 dan al-Ahzab [33]: 32). Penyakit hati dalam dua ayat ini masing-masing menunjukkan penyakit lemah keyakinan dan penyakit  "kenakalan".
2.       Perasaan takut (QS. Ali Imran [3]: 151)
3.      Getaran (QS. al-Anfal [8]: 2)
4.      Kedamaian (sakinah) (QS. al-Fath [48]: 4)
5.      Keberanian (QS. Ali Imran [3]: 126)
6.      Cinta dan kasih sayang (QS. al-Hadid [57]: 27)
7.      Kebaikan (QS. al-Anfal [8]: 70)
8.      Iman (QS. al-Hujurat [49]: 7, 14)
9.      Kedengkian atau iri hati (QS. al-Hasyr [59]: 10)
10.  Kufur (QS. al-Baqarah [2]: 93)
11.  Kesesatan (QS. Ali Imran [3]: 7)
12.  Penyesalan (QS. Ali Imran [3]: 156)
13.  Panas hati (QS. al-Taubah [9]: 15)
14.  Keraguan (QS. al-Taubah [9]: 45)
15.  Kemunafikan (QS. al-Taubah [9]: 77)
16.  Kesombongan (QS. al-Fath [48]: 26.[20]
Berdasarkan muatan dan kualitas hati manusia tersebut, dapat ditegaskan bahwa qalb itu memang cenderung tidak stabil, berubah-ubah, terkadang didominasi oleh "niat baik", dan terkadang didominasi "niat jahat". Yang membuat hati manusia selalu berubah adalah setan yang selalu menggoda dan membujuk rayu manusia (QS. al-Nas [114]: 4-5) agar mau mengikuti jalan kesesatan dan kehinaan. Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya agar selalu membaca ta'awwuzd dan basmalah ketika hendak memulai sesuatu yang baik.[21]



BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pengertian qalbu (bentuk masdar) dari qalaba yang artinya ’berubah-ubah, berbolak-balik, tidak konsisten, berganti-ganti’. Pokoknya qalbu merupakan lokus atau tempat di dalam wahana jiwa manusia yang merupakan titik sentral atau awai segala awai yang menggerakkan perbuatan manusia yang cenderung kepada kebaikan dan keburukan. Qalbu juga merupakan saghafa atau hamparan yang menerima suara hati (conscience) yang berasal dari ruh dan sering pula disebut dengan nurani (bersifat cahaya) yang menerangi atau memberikan arah pada manusia untuk bertindak dan bersikap berdasarkan keyakinan atau prinsip yang dimilikinya.
Dengan qalbu itulah, Allah ingin memanusiakan manusia, memuliakan­nya dari segala makhluk yang diciptakan-Nya. Sebaliknya, karena qalbu itu pula, manusia membinatangkan dirinya sendiri. Hal ini bisa terjadi dikarenakan qalbu merupakan titik sentral kecerdasan dan sekaligus kebodohan ruhaniah bagi manusia. Itulah sebabnya, Allah menempatkan qalbu sebagai sentral ke­sadaran manusia sehingga Allah sendiri tidak mempedulikan tindakan yang tampak kasat mata, bahkan Allah memaafkan kesalahan yang tidak dengan sengaja disuarakan oleh hati nuraninya.



DAFTAR PUSTAKA

Hasan Muhammad,Manajemen Hati,Jakarta:Darul Haq,2004.

Hawwa Sa’id,Jalan Lurus,Bandung:Penerbit Mizan,2001.

Mubarok Ahmad,Pskologi Al-Quran,Jakarta:Pustaka Firdaus,2001.

Tasmara Toto,Konsep Qalbu,Jakarta:Penerbit Gema Insani Press,2001.


Internet :



[1] Muhammad bin Hasan,Manajemen Hati,(Jakarta,Darul Haq,2004)h.7-9
[2]Muhammad bin Hasan,Manajemen Hati, h. 10-11
[3]Muhammad bin Hasan,Manajemen Hati, h. 12-13
[4]Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : CV. Al-Jumanatul Ali, 2005), h. 173
[5]Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 36
[6]Muhammad bin Hasan,Manajemen Hati, h. 15-16
[7] Toto Tasmara,Konsep Qalbu,(Jakarta,Penerbit Gema Insani Press,2001)h.95-98
[8]Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h.  176
[9] Muhammad bin Hasan,Manajemen Hati,h.14
[10] Muhammad bin Hasan,Manajemen Hati,h. 15
[11]Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h.  28
[12] Muhammad bin Hasan,Manajemen Hati,h. 16
[13] Muhammad bin Hasan,Manajemen Hati,h. 17
[14] Sa’id Hawwa,Jalan Ruhani,(Bandung,Penerbit Mizan,2001)h.195-197
[15] Sa’id Hawwa,Jalan Ruhani, h. 198-199
[16]Sa’id Hawwa,Jalan Ruhani, h. 120
[17] Muhammad bin Hasan,Manajemen Hati,(Jakarta,Darul Haq,2004)h.7-9
[18] Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h.  337
[19] Ahmad Mubarok,Psikologi Pendidikan,(Jakarta,Pustaka Firdaus,2001)h.218-219
[20] Ahmad Mubarok,Psikologi Pendidikan, h. 220


EmoticonEmoticon