Senin, 06 Oktober 2014

Pendidikan Karakter

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun orang dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya.
Dalam kaitaannya dengan pendidikan karakter, bangsa Indonesia sangat memerlukan SDM (sumber daya manusia) yang besar dan bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan dengan baik. Disinilah dibutuhkan pendidikan yang berkualitas, yang dapat mendukung tercapainya cita-cita bangsa dalam memiliki sumber daya yang bermutu, dan dalam membahas tentang SDM  yang berkualitas serta hubungannya dengan pendidikan, maka yang dinilai pertama kali adalah seberapa tinggi nilai yang sering diperolehnya, dengan kata lain kualitas diukur dengan angka-angka, sehingga tidak mengherankan  apabila dalam rangka mengejar target yang ditetapkan sebuah lembaga pendidikan terkadang melakukan kecurangan dan manipulasi. Persoalan tersebut hamper terjadi setiap tahun, baik terang-terangan maupun teselubung. Karena itulah, ada banyak pihak yang mengajukan pentingnya pendidikan karakater
B.     Rumusan Masalah
Dalam Makalah ini, akan dirumuskan beberapa masalah yakin:
1.      Apa pengertian Pendidikan Karakter?
2.      Apa fungsi dan tujuan  dari  Pendidikan karakter?
3.      Apa cirri-ciri Pendidikan Karakter?
4.      Apa prinsip-prinsip pendidikan karakter?
5.      Bagaimana penerapan Pendidikan karakter ?
6.      Apa saja komponen yang pendukung dalam Pendidikan Karakter?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian pendidikan Karakter
Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah, bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat, temperamen dan watak, sementara itu, yang disebut dengan berkarakter ialah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak sedangkan pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina , kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya , istilah pendidikan atau paedagogie, berarti bimbingan atau pertolongan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang  atau kelompok lain agar menjadi dewasa  untuk mencapai tingkat hidup atau penghidupam lebih tinggi dalam arti mental.[1]
Dalam perkembangannya , istilah pendidikan atau paedagogie, berarti bimbingan atau pertolongan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang  atau kelompok lain agar menjadi dewasa  untuk mencapai tingkat hidup atau penghidupam lebih tinggi dalam arti mental.[2]  Sedangkan karakter  menurut Pusat Bahasa Depdiknas, adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat, temperamen dan watak, sementara itu, yang disebut dengan berkarakter ialah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak.
Jadi, Pendidikan karakter adalah sebuah system  yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad, srta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nlai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, linkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud insane kamil.
B.     Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
Dalam TAP MPR No. II/MPR/1993, disebutkan bahwa pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tanggunh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional, serta sehat jasmani rohani. Pendidikan karakter bertujuan sebgai berikut;
a.       Versi Pemerintah
Pendidikan memiliki tujuan yang sangat mulia bagi kehidupan manusia. Dan berkaitan dengan pentingnya diselenggarakan pendidikan karakter disemua lembaga formal. Menrut Presiden republic Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, sedikitnya ada lima dasar  yang menjadi tujuan dari perlunya menyelenggarakan pendidikan karakter. Kelima tujuan tersebut adalah sebagai berikut;
·         Membentuk Manusia Indonesia yang Bermoral
·         Membentuk Manusia Indonesi yang Cerdas dan Rasional
·         Membentuk Manusia Indonesia yang Inovatif dan Suka Bekerja Keras
·         Membentuk Manusia Indonesia yang optimis dan Percaya Diri
·         Membentuk Manusia Indonesia yang Berjiwa Patriot
b.      Versi Pengamat
Berikut ini ada pendapat beberapa ahli mengenai tujuan pendidikan Karakter;
·         Sahrudin dan Sri Iriani berpendapat bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergorong royong, berjiwa patriotic, berkembang dinamis, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sekaligus berdasarkan Pancasila
·         Menurut Sahrudin, pendidikan karakter memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut;
-          Mengembangkan potensi dasar peserta didik agar ia tumbuh menjadi sosok yang berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik.
-          Memperkuat dan membangun perilaku masyarakat yang multikultur.
-          Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif
Pendidikan karakter berfungsi;
·         Mengembanbangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan beperilaku baik;
·         Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multicultural,
·         Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif.
                               
C.    Ciri-ciri dasar Pendidikan karakter
Forester menyebutkan paling tidak  ada empat cirri dasar dalam pendidikan karakter;
·         Keteraturan  interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan herarki nilai. Maka nilai menjadi  pedoman yang bersifat  normative dalam setiap tindakan
·         Koherensi yang member keberanian membuat seseorang teguh ada prinsip, dan tidak mudah terombang ambing pada situasi baru atau takut resiko. Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak adanya koherensi dapat meruntuhkan kredibilitas seseorang.
·         Otonomi. Disana seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat dari penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh desakan pihak lain.
·         Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna menginginkan apapun yang di pandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih


D.    Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Pendidikan di sekolah akan berjalan lancar, jika dalam pelaksanaannya memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter. Kemendiknas memberikan beberapa rekomendasi prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif sebagai berikut;
·         Memperomosikan nila-nilai dasar etika sebagai basis karakter
·         Mengidentifikasikan karakter secara komperehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku
·         Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk mebangun karakter.
·         Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
·         Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan perilaku yang baik;
·         Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna  dan menantang  yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.
·         Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.
·         Memfungsikan seluruh staf seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama.
·         Adanya pembagian kepemimpinan  moral dan dukungan luas  dalam  membangun inisiatif pendidikan karakter.
·         Memfungsikan keluarga  dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter.
·         Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.
Berdasarkan pada prinsip-prinsip yang direkomendasikan olah kemendiknas, dasyim budimasyah berpendapat  bahwa program pendidikan karakter disekolah perlu dikembangkan dengang berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai berikut;
·         Pendidikan karakter disekolah harus dilaksanakan secara berkelanjutan (kontinuitas). Hal ini mengandung arti bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses yang panjang, mulai sejak awal peserta didik masuk sekolah hingga mereka lulus sekolah pada suatu satuan pendidikan.
·         Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua mata pelajaran terintegrasi, melalui pengembangan diri, dan budaya suatu satuan pendidikan.  Pembinaan karakter bangsa dilakukan dengan  mengintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran, dalam kegiatan kurikuler pelajaran, sehingga semua mata pelajaran diarahkan pada pengembangan nilai-nilai karakter tersebut. Pengembangan nilai-nilai karakter uga dapat dilakukan dengan melalui pengembangan diri, baik melalui konseling maupun kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan kepramukaan dan lain sebagainya.
·         Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan (dalam bentuk pengetahuan), jika hal tersebut diintegrasikan dalam mata pelajaran, kecuali bila dalam bentuk mata pelajaran agama yang (yang di dalamnya mengandung ajaran) maka tetap diajarkan dengan proses, pengetahuan (knowing), melakukan (doing), dan akhirnya membiasakan (habit).
·         Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif (active learning) dan menyenangkan (enjoy full learning). Proses ini menunjukkan bahwa proses pendidikan karakter dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Sedangkan guru menerapkan “tutwuri handayani “  dalam setiap perilaku yang ditunjukan agama.

E.     Penerapan Pendidikan karakter
Pijakan utama yang harus dijadikan sebagai landasan dalam menerapkan pendidikan karakter ialah nilai moral universal yang dapat digali dari agama.  Meskipun demikian, ada beberapa nilai karakter dasar yang disepakati oleh para pakar untuk diajarkan  kepada peserta didik. Yakni rasa cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ciptaany-Nya, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, mampu bekerjasama, percaya diri, kreatif,mau bekerja keras, pantang menyerah, adil, serta memiliki sikap kepemimpinan, baik, rendah hati, toleransi, cinta damai dan cinta persatuan. Dengan ungkapan lain dalam upaya menerapkan pendidikan karakter guru harus berusaha menumbuhkan nilai-nilai tersebut melalui spirit keteladanan yang nyata, bukan sekedar pengajaran dan wacana.
Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa nilai-nilai karakter dasar yang harus diajarkan kepada peserta didik sejak dini adalah sifat dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil dan punya integritas.
Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah hendaknya berpijak pada nilai-nilai karakter tersebut, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau tinggi (yang bersifat tidak absolute atau relative), yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri
F.     Komponen Pendukung dalam Pendidikan Karakter
Sebagaimana halnya dunia pendidikan pada umumnya, pendidikan yang mensyaratkan  keterlibatan banyak pihak di dalamnya. Kita tidak bisa menyerahkan tugas pengajaran, terutama dalam rangka mengembangkan karakter  peserta didik, hanya semata-mata kepada guru. Sebab, setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda, yang ikut menentukan kepribadian dan karakternya. Oleh karena itu, guru, orang tua maupun masyarakat seharusnya memiliki keterlibatan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain itu ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam rangka menjalankan pendidikan karakter diantaranya sebagai berikut:

a.       Partisipasi Masyarakat
Dalam hal ini, masyarakat meliputi tenaga pendidik, orangtua, anggota masyarakat, dan peserta didik itu sendiri, semua komponen itu hendaknya dapat bekerja sama dan membantu memberikan masukan, terutama mengenai langkah-langkah penanaman karakter bagi peserta didik.
Oleh sebab itu, setiap sekolah yang akan menerapkan pendidikan karakter bagi peserta didiknya harus memiliki badan khusus yang dibentuk sebagai sarana komunikasi antara peserta didik, tenaga pendidik, orangtua dan masyarakat. Badan ini bertugas membicarakan konsep dan nilai-nilai yang diperlukan untuk mendidik karakter peserta didik.
b.      Kebijakan Pendidikan
Meskipun pendidikan karakter lebih mengedepankan aspek moral dan tingkah laku, namun bukan berarti  sama sekali tidak menetapkan kebijakan-kebijakan. Sebagaimana dalam dunia formal pada umunnya. Sekolah tetap menetapkan landasan filosofi yang tepat dalam membuat pendidikan karakter, serta menentukkan dan menetapkan tujuan, visi dan misi, maupun beberapa kebijakan lainnya, hal ini bisa dilakukan dengan mengadopsi kebijakan pendidikan formal atau kebijakan baru.
c.       Kesepakatan
Betapapun pentingnya dan mendesaknya lembaga pendidikan menerapkan pendidikan karakter sebagai tambahan kurikulum di dalamnya, namun bukan berarti itu ditetapkan secara sepihak. Sekolah harus mengadakan pertemuan dengan orang tua peserta didik terlebih dahulu dengan melibatkan  tenaga guru dan perwakilan masyarakat guna mencari kesepakatan-kesepakatan di antara mereka. Pertemuan itu bertujuan memperoleh kesepakatan definisi pendidikan karakter, fungsi dan manfaatnya, serta cara mewujudkannya.

d.      Kurikulum Terpadu
Agar tujuan penerapan karakter dapat berjalan secara maksimal, sekolah perlu membuat kuurikulum terpadu  di semua tingkatan kelas. Sebab, setiap peserta didik memiliki hak yang sama untuk mendapatkan materi mengenai pengembangan karakter. Oleh karena itu, meskipun pendidikan karakter perlu diperkenalkan sejak dini, namun bukan berarti tidak berlaku bagi peserta didik yang sudah dewasa. Dan, salah satu cara penerapannya adalah pemberlakuan kurikulum terpadu dengan semua mata pelajaran.
e.       Pengalaman Pembelajaran
Pendidikan karakter sebenarnya lebih menitik beratkan pada pengalaman daripada sekedar pemahaman. Oleh karena itu, melibatkan peserta didik dalam berbagai aktivitas positif dapat membantunya mengenal dan mempelajari kenyataan yang dihadapi
Pelayanan yang baik oleh seorang guru berupa kerja sama, pendampingan, dan pengarahan optimal, yang merupakan komponen yang perlu diberlakukan secara nyata. Sebab, hal itu akan memberikan kesan positif bagi peserta didik dan mempengaruhi cara berpikirnya sekaligus karakternya
f.       Evaluasi
Guru perlu melakukan evaluasi sejauh mana keberhasilan pendidikan karakter yang sudah diterapkan .evaluasi dilakukan tidak dalam ragka mendapatkan nilai, melainkan mengetahui sejauh mana peserta didik mengalami perilaku di bandingkan sebelumnya.
Dalam hal ini, guru harus mengapresiasi setiap aktivitas kebaikan  yang dilakukan peserta didik, kemudian memberinya penjelasan mengenai akibat aktivitas tersebut dalam pengembangan karakternya.

g.      Bantuan Orang Tua
Untuk mendukung keberhasilan, pihak sekolah hendaknya meminta orangtua peserta didik untuk ikut terlibat memberikan pengajaran karakter ketika peserta didik berada di rumah. Bahkan, sekolah perlu memberikan gambaran umum tentang prinsip-prinsip yang diterapkan disekolah dan dirumah, seperti aspek kejujuran, dan lain sebagainya.
Tanpa melibatkan peran orangtua di rumah, berarti sekolah akan tetap kesulitan menerapkan pendidikan karakter terhadap peserta didik. Sebab, interaksinya justru lebih banyak di habiskan dirumah bersama keluarga.
h.      Pengembangan Staf
Perlu disediakan waktu pelatihan dan pengembangan bagi para staf di sekolah sehingga mereka dapat membuat dan melaksanakan pendidikan karakter secara berkelanjutan. Hal itu termasuk waktu untuk diskusi dan pemahaman dari proses dan program, serta demi menciptakan pelajaran dan kurikulum selanjutnya. Perlu di ingat bahwa semua pihak disekolah merupakan sarana yng perlu dimanfaatkan untuk membantu menjalankan pendidikan karakter
i.        Program
Program kependidikan karakter harus dipertahankan dan diperbaharui melalui pelaksanaan dengan perhatian khusus pada tingkat komitmen yang tinggi dari atas, dana yang memadai, dukungan untuk koordinasi distrik staf yang berkualitas tinggi, pengembangan profesional berkelanjutan dan jaringan, serta dukungan system bagi guru yang melaksanakan program tersebut



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Ø  Pendidikan karakter adalah sebuah system  yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad, srta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nlai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, linkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud insane kamil.
Ø  Tujuan  pendidikan karakter menurut pemerintah yakni; Membentuk Manusia Indonesia yang Bermoral,Membentuk Manusia Indonesi yang Cerdas dan Rasional,Membentuk Manusia Indonesia yang Inovatif dan Suka Bekerja Keras, Membentuk Manusia Indonesia yang optimis dan Percaya Diri serta Membentuk Manusia Indonesia yang Berjiwa Patriot sedangkan menurut para ahli pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergorong royong, berjiwa patriotic, berkembang dinamis, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sekaligus berdasarkan Pancasila. Sedangkan funsinya antara lain; Mengembanbangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan beperilaku baik, Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multicultural, dan Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif.
Ø  Ciri-ciri dasr pendidikan dasar antara lain ; Keteraturan  interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan herarki nilai,Koherensi yang member keberanian membuat seseorang teguh ada prinsip, dan tidak mudah terombang ambing pada situasi baru atau takut resiko, Otonomi, dan Keteguhan dan kesetiaan.
Ø  Prinsip Pendidikan Karakter antara lain; Pendidikan karakter disekolah harus dilaksanakan secara berkelanjutan (kontinuitas), Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua mata pelajaran terintegrasi, melalui pengembangan diri, dan budaya suatu satuan pendidikan, Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan (dalam bentuk pengetahuan), jika hal tersebut diintegrasikan dalam mata pelajaran, dan Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif (active learning) dan menyenangkan (enjoy full learning).
Ø  Pijakan utama yang harus dijadikan sebagai landasan dalam menerapkan pendidikan karakter ialah nilai moral universal yang dapat digali dari agama.  Meskipun demikian, ada beberapa nilai karakter dasar yang disepakati oleh para pakar untuk diajarkan  kepada peserta didik
Ø  Komponen pendukung dalam pendidikan karakter meliputi; partispasi masyarakat, kebijakan pendidikan, kesepakatan, kurikulum terpadu, pengalaman pembelajaran, evaluasi, bantuan orangtua, pengembangan staf dan program.



DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama, Kendali Mutu,Pendidikan Agama Islam ,Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,2001
Gunawan,  Heri, Pendidikan Karakter, (Konsep dan Implementasi), Bandung: Alfabeta, 2012
Norla, Virsya, Panduan Menerapkan Pendidikan karakter Di sekolah, Jakarta: Laksana, 2011
Sudirman, N. Ilmu pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992



[1] Sudirman N, Ilmu pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1992) h. 4
[2] Sudirman N, Ilmu pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1992) h. 4


EmoticonEmoticon