Senin, 06 Oktober 2014

Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Integrasi Dalam Pembinaan Kesiswaan

BAB 1
PENDAHULAUAN
A.      Latar Belakang
Untuk mengetahui pengertian karakter, kita dapat melihat dari dua sisi, yakni sisi kebahasan dan sisi istilah. Menurut bahasa (etimologi )istilah karakter berasal dari bahasa latin kharakter, kharassaein, dan kharax.dalam bahasa yunani character dari katacharassein, yang berarti membuat tajam dan membuat dalam.dalam bahasa inggris character dalam bahasa Indonesia lazim di gunakan dengan istilah karakter.
Depertemen pendidikan nasional kata karakter bersifat – sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yamg membedakan seseorang dengan yang lain, atau bermakna bawaan hati, jiwa, kepribadiaan, budi pekerti, prilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen, watak. Berdasarkan pembahasan di muka dapat di tegaskan bahwa karakter merupakan prilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha esa diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, taat krama, budaya, dan adat istiadat.
Sementara menurut istilah (termonologis) terdapat pengertian karakter, sebagaimana telah dikemukakan oleh beberapa ahli, diantarnya sebagai berikut :
a.       Horby and parnwell (1972) mendefinisikan karakter adalah kualitas mental atau moral, kekeuatan moral, nama atau reputasi.
b.      Hermawan kartajaya (2010)mendefinisikan karakter adalah cirri khas yang memiliki oleh suatu benda atau individu (manusia).
c.       Simon pholips(2008) karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu system. Yang melandasi pemikiran sikap dan prilaku yang ditampilkan
d.      Doni koesoema A. (2007) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian diamggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber daribentukan – bentukan yang di terima dari lingungan.
Berdasarkan pada beberapa pngertian tersebut diatas dapat dimaknai bahwa karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan anatar dirinya dengan orang lain

B.     Pembahasan
Dari uaraian latar belakang diatas dapat diambil beberapa pokok permasalahn yang akan di bahas dalam makalh ini yaitu :
a.       Apa Pengertian Pembinaan kesiswaan?
b.      Apa Saja Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan dalam pembinaan kesiswaan?
c.       Apa Jenis- jenis program pembinaan kesiswaan dalam rangka implementasi pendidikan karakter?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian pembinaan kesiswaan
Kegiatan pembinaan keasiswaan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka .kegiatan tersebut dilaksanakan didalam dan / atau diluar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan , meningkatan keterampilan ,dan menginterrnalisai nilai – nilai atau aturan – aturan agama serta norma – norma social baik local, nasioal, maupun global untu membentuk insane yang seutuhnnya. Dengan kata lain, kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan kegiatan pendidikan diluar jam pelajaran yang ditujukan untuk membentu perkembangan peserta didik , sesuai dengan kebutuhan potensi , bakat ,dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidikan dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan berkewenangan disekolah.
Adapun tujuan pembiinaan kesiswaan adalah sesuai dengan yang tercantum dalam permendiknas No Tahun 2008, yaitu :
a.       Mengembangkan potensi siswa secara optimal da terpadu yang meliputu bakat , minat dan kreativitas
b.      Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujutka ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negative dan bertentangan dengan tujuan pendidikan
c.       Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat
d.      Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak – hak asasi manusia dalam rangka mewujutkan masyarakat madani.
Dalam UU RI NO. 20  Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang system pendidikan nasonal, pada haikatnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan sekaligus membentukk watak dan peradaban bangsa yang bernmartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulai sehat , berilmu, cakap , kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.[1]
Guru harus menjelaskan kepada peserta didik bahwa segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki konsuensi, dan ia harus siap dengan segala konsekuensi yang ditimbulkan dari semua tindakannya.
Jika kita cermat isi undang- undang tersebut tampak jelas bahwa salah satu fungsi pendidikan adalah membentuk manusia agar memiliki karakter kreatif. Apabila pendidikan bertujuan membentukk karakter kreatif tentunya.setiap peserta didik dengan segala protensinya dalam dilatih untuk menggagas ide – ide kreatif berdasarkan  pengalaman hidupnya.
Dalam rangka mengembangkan potensi kreativitas peserta didik, maka pendekatan yang bisa mens   timulasi kemampuan , terutama kemampuannya dalam menyelesaikan masalahnya secara sistematis sangatlah dibutuhkan. Kemampuan menyelesaikan berbagai masalah apat diartikan sebagai perkembangan wawasan peserta didik yang akhirnya dapat berimplikasi terhadap kreativitas [2]

B.     Nilai – nilai karakter yang diintegrasikan dalam pembinaan kesiswaan
  Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan menyebutka sepuluh kelompok nilai karakter yang dikembangkan pada peserta didik melalui kegiatan pembinaan kesiswaan. Yaitu :

1.      Keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa
2.      Budi pekerti luhur atau akhlak mulia
3.      Kepribadian unggul, berwawasan kebangsaan dan bela Negara
4.      Prestasi akademik, seni dan atau olah raga sesuai bakat dan minat
5.      Demokrasi, hak asasi manusia,pendidikan , politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi social dalam konteks masyarakat plural
6.      Kreativitas , keterampilan dan kewirausahaan
7.      Kualitas jasmani, kesehatan dan gizi berbasis sumber gizi yang terdiversifikasi
8.      Sastra dan budaya
9.      Teknologi informasi dan komunikasi
10.  Komunikasi dalam bahsa inggris

Kesepuluh  kelompok nilai tersebut dijabarkan  menjadi sebagai kegiatan yang secara rinci disebutkan dalam lampiran permendiknas Nomor 39 Tahun 2008. Apabila ditelaah lebih jauh , rincian dari permendiknas tersebut diatas tidak berbeda dengan dua puluh nilai nilai utama yang di kelompokkan menjadi nilai nilai yang berhubungan dengan ketuhanan diri sendiri, sesama manusia , lingkungan dan kebangsaan yang merupakan focus pendidikan karakter.
Adapun nilai karakter yang dibentuk dengan berbagai contoh kegiatan di atas adalah nilai „religius‟ (misalnya iman, takwa, tawakkal, sabar, ikhlContoh Kegiatan Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 adalah:
1.      Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing
2.      Memperingati hari hari besar keagamaan
3.      Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama
4.      Membina toleransi kehidupan antar umat beragama
5.      Mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa kegamaan
6.      Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan di sekolah

Berikut merupakan nilai-nilai karakter yang dapat dijadikan sekolah sebagai nilai-nilai utama yang diambil/disarikan dari  tawakkal, sabar, ikhlas[3]
1.      Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
a.       Religius

2.      Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri
a.       Jujur
b.      Bertanggung jawab
c.       Bergaya hidup sehat
d.      Disiplin
e.       Kerja keras
f.       Percaya diri
g.      Berjiwa wirausaha
h.      Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
i.        Mandiri
j.        Ingin tahu
k.      Cinta ilmu

3.      Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
a.       Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
b.      Patuh pada aturan-aturan sosial
c.       Menghargai karya dan prestasi orang lain
d.      Santun
e.       Demokratis

4.      Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
a.       Peduli sosial dan lingkungan

5.      Nilai kebangsaan
a.       Nasionalis
b.      Menghargai keberagaman


C.    Jenis – jenis program pembinaan kesiswaan dalam rangka implementasi pendidikan karakter
Kementrian pendidikan nasional (kemendknas , 2010) dalam buku panduan pendidikan karakter disekolah, telah melansir beberapa kegiatan pembinaan kesiswaan dalam rangka implementasi pendidikan karakter di sekolah.kegiatan pembinaan itu mencangkup ; masa orientasi peserta didik (MOPD) atau masa orientasi siswa (MOS) pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa: organisasi siswa lantaran sekolah (OSIS) ; kepramukaan, penegakan disiplin dan tatatertib sekolah; upacar bendera pendidikan pencegahan penyalah gunaann narkoba (P3N) dan pembinaan bakat dan minat[4]

1.      Masa orientasi peserta didik    
Hari- hari pertama masuk sekolah merupakan bagian dari hari efektif belajar yang perlu diarahkan dan sisi keinginan yang bermanfaat, namun tetap dalam suasana gembira dan menyenangkan serta bernilai positif bagi segenap warga sekolah.
Kegiatan  sehari –hari pertama masuk sekolah ini di beri nama masa orientasi siswa ( MOS) . MOS merupakan serangkain kegiatan pertama masuk sekolah pada setiap awal tahun pelajaran baru yang berlangsung selama 3 hari. Penyelenggaraan MOS disetiap wilayah dapat direncanakan dan diatur sesuai dengan kondisi da situasi sekolah masing – masing.
Fungsi masa orientasi siswa untuk sekolah menengah pertama adalah sebagai berikut :
a.        Mempersiapkan siswa sebagai warga sekolah yang baik melalui pengenalan sekolah dan lingkungannya, serta peratura yang berlaku di sekolah. Selanjutnya  diharapkan siswa dapat bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai – nilai luhur dan dapat melaksanakan kegiatan kegiatan belajar mengajar dengan baik.
b.      Meningkatkan pemahaman dan partisipasi siswa dalam mendukung terwujudnya sekolah sebagai lingkungan pendidikan, yakni sebagai tempat proses pembudayaan kehidupan, miningkaykan dan melaksanakan prinsipn- prinsip 7K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, dan keselamatan/ kesehatan),sehingga memiliki rasa bangga dan senang menjaga nama baik sekolahnya.
Tujuan utama kegiatan masa orienatsi siswa adalaha agar para siswa baru lebih mengenal kehidupan lingkungan sekolah,dapat segera menyatu dengan warga skolah, mengetahui hak dan kewajiban sebagai warga sekolah, sehingga siswa lebih cepat beradaptasi dengan kegiatan belajar mengajar, serta mampu berperan aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan disekolah
2.      Pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada tuhan YME
Manusia yang beriman, bertakwa kepada tuahn  yang maha esa dan berakhlak mulia sebagai karsa sila pertama pancasila tidak dapat terwujud secara tiba – tiba. Manusia yang beriman , bertakwa dan berakhlak  mulia akan terbentuk melalui proses kehidupan terutama melalui proses pendidikan,khususya kehidupan beragama dan pendidikan ini terjadi dan berlangsung seumur hidup baiik di lingkungan keluarga,sekolah, maupun dimasyarakat.
Melalui proses pendidikan, setiap warga Negara Indonesia dibina dan ditingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa serta akhlak muliannya. Dengan demikian, meningkatkan keimanan,ketakwaan dan berakhlak mulia, sebagai salah satu unsure tujuan pendidikan nasional mempunyai makna dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang kita dambakan.[5]
Tujuan  dari pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa adalah :
a.       memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman melaksanakan pembiasaan keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan maha esa dalam kehidupan sehari – hari
b.      meninggalkan keimanan dan ketakwaan kepada allah SWT serta berahlak mulia.
c.       Menanamkan akhlak mlia kepada peserta didik melalui kegiatan pembiasaan positif
d.      Mengamalkan nilai – nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari – hari baik disekolah, dirumah maupun dimasyarakat.
Contoh kegiatan pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa sesuai dengan permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 adalah :
a.       Melaksanakan peribadatan sesuai denga ketentuan agama masing – masing.
b.      Memperingati hari – hari besar keagamaan
c.       Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma – norma
d.      Pembina toleransi kehidupan antar umat beragama
e.       Mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa keagamaan
f.       Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan disekolah
Adapun nilai karakter yang dibentuk dengan berbagai contoh kegiatan diatas adalah nilai “religious” (misalnya iman, takwa, tawakkal, sabar, ikhlas) (kemendiknas,2010)   
3.      Organisasi siswa lantaran sekolah
Organisasi siswa lantaran sekolah (OSIS) adalah satu –satunya organisasi siswa yang ada disekolah.OSIS disuatu sekolah tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS disekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi lain yang ada diluar sekolah. OSIS sebagai suatu system merupakan tempat siswa bekerjaasama untuk mencapai tujuan bersama.OSIS juga sebagai kumpulan siswa yang mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakkan suatu organisasi untuk mencapai tujuan. [6]
Sebagai salah satu upaya pembinaan kesiswaan, OSIS berperan sebagai wadah, penggerak/ motivator, dan bersifat prevektif.
a.         Sebagian wadah bagi siswa
Organisasi siswa Intra sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan siswa di sekolah. Oleh sebab itu, OSIS dalam mewujudkan fungsinya sebagai wadah harus melakukan upaya-upaya bersama dengan kegiatan lain, misalnya dalam kegiatan latihan kepemimpian siswa. Tanpa saling bekerjasama dengan kegiatan lain, peranan OSIS sebagai wadah kegiatan kesiswaan tidak akan berlangsung.

b.      Sebagai penggerak/motivator
Motivator adalah perangsang yang menyebebkan lahirnya keinginan, semangat para siswa untuk berbuat,dan pendorong kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS menjadi penggerak apabilapara Pembina dan pengurus mampu membawa OSIS selalu membawa kebutuhan yang di harapakan, yaitu menghadapi perubahan , memiliki daya tangkal terhadap ancaman, memanfaatkan peluang dan perubahan dan yang terpenting memberikan memberikan kepuasana kepada anggota.
c.       Peranan yang bersifat preventif
Peranann osis secara internal dapat menggerakkan sumber daya yang ada , secara eksternal mamapu beradaptasi dengan lingkungan, seperti: menyelesaikan persoalan prilaku mentimpang siswa dan sebagainya.dengan demikina peranan osis secara preventif berhasil ikutmengamankan sekolah dari segala ancaman yang dating dari dalam maupun luar.

4.      Kepramukaan
Kepramukaan merupakan proses di luar linkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga, dalam bentuk kegiatan menarik, menyenagkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka yang sasaran akhirnya adalah untuk pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
Tujuan pembinaan kegiatan pembinaan  kesiswan di bidang kepramukaan disekolah adalah untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar, khususnya dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa.
Diantara pendidikan karakter yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan kepramukaan ini adalah:
a.       Menumbuhkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap sesame;
b.      Melaksanakan kegiatan 7 K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kedamaiaan, dan kerindangan).
c.       Mengunjungi dan mempelajari tempat-tempat bernilai sejarah.
d.      Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur, kepeloporan dan semangat perjuangan para pahlawa.
e.       Melaksanakan kegiatan bela Negara
f.       Menjaga dan menghormati simbol-simbol dan lambing-lambang Negara.
Nilai-nilai karakter yang dapat  dibina melalui  kegiatan-kegiatan di atas adalah demokratis, percaya diri, patuh pada aturan-aturan social, menghargai keberagaman, mandiri, bekerja keras, disiplin, bertanggung jawab.
5.      Penegakan Disiplin dan Tata Tertib Sekolah
Aturan tata tertib sekolah merupakan pedoman bagi sekolah untuk menciptakan suasana sekolah yang aman dan tertib, sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian yang bersifat negative. Hukuman yang diberikan ternyata tidaklah ampuh untuk menangkal beberapa pelanggaran, malahan akan bertambah keruh permasalahan.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan small komunity, suatu masyarakat dalam skala kecil, sehingga gagasan untuk mewujudkan masyarakat madani perlu diwujudkan dalam tata kehidupan sekolah.
Peraturan tata tertib tersebut pada umumnya ditulis dengan jelas, sehingga dapat diketahui oleh public terutama oleh orang tua siswa dimana mereka akan mempertimbangkan sekolah tersebut dengan melihat tata tertibnya. Maka dengan demikian, kiranya perlu dibuat tata tertib sekolah yang jelas yang betul-betul dapat menjamin terciptanya proses pembelajaran yang aman, tenang dan nyaman, serta sehat.
6.      Upacara Bendera
Upacara bendera di sekolah adalah, kegiatan pengibaran/penurunan bendera kebangsaan Republik Indonesia, sang merah putih, dilaksanakan pada saat-saat tertentu atau saat yang telah ditentukan, yang dihadiri oleh siswa, aparat sekolah, serta diselenggarakan secara tertib dan hikmat di sekolah.
Kegiatan upacara bendera merupakan salah satu upaya pendidikan yang dapat mencakup pencapaian berbagai tujuan pendidikan. Sikap disiplin, kesegaran jasmani dan rohani, keterampilan gerak, keterampilan memimpin dan pengembangan sifat bersedia dipimpin adalah merupakan hal-hal yang dapat diperoleh melalui kegiatan upacara bendera. Melalui upacara bendera diharapkan dapat mempertebal semangat kebangsaan, cinta tanah aiar, patriotism dan idealism serta meningkatkan peran serta siswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai0nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah nasionalis dan disiplin.
7.      Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Usaha kesehatan sekolah merupakan wadah dan program yang sangat evisien untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. UKS dilakukan secara terpadu oleh empat kementrian terkait beserta seluruh jajarannya, baik dipusat maupun di daerah. Usaha membina, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilaksanakan melalui program pendidikan di sekolah/Madrasah dengan berbaik kegiatan Intra kurikuler dan kegiatan pembinaan kesiswaan, serta melalui usaha-usaha lain diluar sekolah yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan kesehatan masyarakat.
Adapun nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan UKS adalah bergaya hidup sehat serta peduli social dan lingkungan
8.       Palang Merah Remaja.
Jiwa dan semangat kemanusiaan perlu ditanamkan sedini mungkin kepada anak-anak khusunya siswa. Pembinaan dan pengembangannya juga perlu secara terus-menerus dilakukan agar mereka siap siaga setiap waktu untuk membangkitkan diri bagi tugas-tugas kemanusiaan sebagai wujud rasa tanggungjawab.
Pembinaan dan pengembangan kepalangmerahan. PMR yang merupakan bagian PMI merupakan salah satu wadah untuk melakukan pembinaan dan pengembangan kepalangmerahan kepada siswa. Nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan  PMR adalah peduli social dan lingkungan, bergaya hidup sehat, disiplin dan mandiri.
9.      Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba (P3N)
P3N di SMP pada dasarnya merupakan upaya sadar penciptaan system lingkungan pendidikan yang kondusif dalam bentuk pembelajaran, pembinaan, dan pelatihan yang membekali pemahaman, pengalaman, keterampilan dan control diri pada setiap siswa untuk mencapai mutu kehidupan yang sehat dengan kata lain, P3N di SMP adalah upaya yang sistematik dan sistemik dalam rangka menjadikan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang sehat guna peningkatan mutu sumber daya manusia.
Dalam lingkungan pendidikan yang sehat, para siswa diharapakan terfasilitasi perkembangan dirinya secara optimal. Sehingga menjadi manusia yang produktif serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Tujuan P3N dilingkungan SMP, secara umum adalah untuk kemampuan warga sekolah dalam berperilaku sehat penyaluran energy psikofisik para siswa secara terencana dan terpadu dalam keseluruhan program pendidikan disekolah. Adapun nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah bergaya hidup sehat, patuh pada aturan-aturan social (Kemendiknas,2010).
10.  Pembinaan Bakat dan Minat
Sebagian peserta didik di SMP adalah anak-anak yang mempunyai bakat dan minat yang luar biasa akan tetapi belum diketahui potensinya itu oleh sekolah. Mereka tidak diketahui bakat dan minatnya secara dini dan optimal karena tidak ada wahana yang dapat digunakan untuk memunculkan bakat dan minat itu di sekolah. Oleh karena itu, salah satu tugas yang dapat dilakukan sekolah mencari dan memupuk pesarta didik yang mempunyai bakat dan minat di bidang tertentu untuk dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi aset yang dapat dibanggakan oleh sekolah dan bahkan oleh Negara dan bangsa.  Pembinaan baka dan minat peserta didik diharapkan dapat juga mendidik karakter peserta didik sehingga dapat menjadi manusia yang utuh.
Kegiatan yang dapat dilaksanakan sekolah dalam raangka membina minat dan bakat peserta didik adalah dibidang sains, seni, olahraga dan bahasa yaitu:

a.       Mendesain dan memproduksi media pembelajaran
b.      Mengadakan pameran karya inovatif dan hasil penelitian
c.       Mengoptimalkan pemanfaatan kepustakaan sekolah
d.      Membentuk klub sains, seni dan olahraga
e.       Menyelengarakan festival dan lomba seni
f.       Menyelengarakan festifal, lomba sastra dan budaya.
g.      Menciptakan daya cipta sastra
h.        Meningkatkan apresiasi budaya
i.        Memanfaatkan TIK untuk mefasilitasi kegiatan pembelajaran
j.        Mengadakan yik sebagi wahana kreatifitas dan inovasi
k.      Melaksanakan lomba debat dan pidato
l.        Melaksanakan kegiatan English day
m.    Melaksanakan kegiatan  bercerita dalam bahasa inggis
n.      Melaksanakan lomab scrabble

Kegiatan dan kompotisi dibidang olahraga diharapkan dapat membina karakter bergaya hidup sehat disiplin kerja sama, menghargai karya dan prestasi orang lain, percaya diri. Kegiatan dan kompotisi di bidang seni adalah untuk membina karakter menghargai karya dan prestasi orang lain, menghargai keberagmana, nasionalis, percaya diri



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Pendidikan karakteritu sangat penting untuk di pelajari karena untuk menambah ilmu kita pendidikan larakter mempunyai bersifat – sifat kejiwaan,akhlak atau budi pekerti yamg membedakan seseorang dengan yang lain, atau bermakna bawaan hati, jiwa, kepribadiaan, budi pekerti, prilaku,personalitas,sifat, tabiat, tempramen,watak.
Adapun nilai karakter yang dibentuk dengan berbagai contoh kegiatan di atas adalah nilai religius‟ (misalnya iman, takwa, tawakkal, sabar, ikhlContoh Kegiatan Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Upaya pendidikan karakter ini dalam rangka pembangunan manusia Indonesia sutuhnya, memberikan makna perlunya pengembangan seluruh dimensi aspek kepriadian secara serasi, selaras dan seimbang. Konsep manusia seutuhnya harus dipandang memiliki unsure jasad,akal,dan kalbu serta aspek kehidupannya sebagai mahluk individu, social, susila, dan agama  kesemuanya harus berada dalam kesatuan integralistik yang bulat.
Pendidikan agama perlu diarahkan untuk mengembangkan iman , ahklak, hati nurani, budi pekerti serta aspek kecerdasan dan keterampilan sehingga terwujud keseimbangan. Dengan demikian pendidikan agama secara langsung akan mampu memberikan kontribusi terhadap selurruh dimensi perkembangan manusia.
B.  Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekuranoleh karena itu saran dan kritik dari teman teman pembaca sangat di harapkan demi perbaikan makalah ini kedepannya.




DAFTAR PUSTAKA
Aunilah, Nuria Isna, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah, 2011 Jogjakarta: Laksana

Didik suhardi, pendidikan karakter disekolah menengah pertama, 2010 Jakarta maret
Gunawan Heri, Pendidikan Karakter, 2012 Bandung: Penerbit Alfabeta



[1] Nuria Isna Aunilah, panduan menerapkan pendidikan karakter disekolah. ( Jogjakarta : Laksana,2011)h.87
[2] ibid,h.88

[3] Didik Suhardi,pendidikan karakter disekolah menengah pertama,(Jakarta :maret 2010)h.35
[4] Ibid h. 36
[5] Heri gunawan,pendidikan karakter konsep dan implementasi,( bandung : alfabeta 2012) h,262 
[6][6] Ibid h, 263


EmoticonEmoticon