BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Sejak zaman
orde lama, orde baru sampai sekarang zaman reformasi, sistem pendidikan
Nasional kita masih belum mempunyai perubahan yang signifikan. Persoalan
pendidikan di Indonesia dewasa ini sangat kompleks Pendidikan
adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun orang dewasa.
Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan
mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya.
Dunia
pendidikan diharapkan mampu melahirkan lulusan-lulusan dengan intelektual yang
memadai. Banyak dari lulusan sekolah yang memiliki nilai tinggi (itupun
sebagian diperoleh dengan cara tidak murni). Berotak, cerdas, brilian serta
mampu menyelesaikan berbagai soal mata pelajaran dengan tepat. Sayangnya, tidak
sedikit pula diantara mereka yang cerdas itu justru tidak berperilaku cerdas
dan sikap yang brillian, maka dari sinilah diperlukan pendidikan karakter, agar
dapat terlahir lulusan yang selain cerdas jga berperilaku baik.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam
Makalah ini, akan dirumuskan beberapa masalah yakni
Ø Apa
pengertian Pendidikan Karakter?
Ø Bagaimana
penerapan Pendidikan karakter?
Ø Apa
saja komponen yang pendukung dalam Pendidikan Karakter?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
pendidikan Karakter
Dalam
kaitaannya dengan pendidikan karakter, bangsa Indonesia sangat memerlukan SDM
(sumber daya manusia) yang besar dan bermutu untuk mendukung terlaksananya
program pembangunan dengan baik. Disinilah dibutuhkan pendidikan yang
berkualitas, yang dapat mendukung tercapainya cita-cita bangsa dalam memiliki
sumber daya yang bermutu, dan dalam membahas tentang SDM yang berkualitas serta hubungannya dengan
pendidikan, maka yang dinilai pertama kali adalah seberapa tinggi nilai yang
sering diperolehnya, dengan kata lain kualitas diukur dengan angka-angka,
sehingga tidak mengherankan apabila
dalam rangka mengejar target yang ditetapkan sebuah lembaga pendidikan
terkadang melakukan kecurangan dan manipulasi. Persoalan tersebut hamper
terjadi setiap tahun, baik terang-terangan maupun teselubung. Karena itulah,
ada banyak pihak yang mengajukan pentingnya pendidikan karakater.
Menurut
ahmad sudrajat, kita lebih mudah
memahami makna pendidikan karakter, kita mesti mengerti makna dari
karakter itu sendiri terlebih dahulu. Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa
Depdiknas adalah, bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,
personalitas, sifat tabiat, temperamen dan watak, sementara itu, yang disebut
dengan berkarakter ialah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan
berwatak sedangkan pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina , kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya , istilah pendidikan atau
paedagogie, berarti bimbingan atau pertolongan dengan sengaja oleh orang dewasa
agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang
dijalankan seseorang atau kelompok lain
agar menjadi dewasa untuk mencapai
tingkat hidup atau penghidupam lebih tinggi dalam arti mental.[1]
Seseorang
dianggap memiliki karakter mulia apabila ia mempunyai pengetahuan yang mendalam
tentang potensi dirinya serta mampu mewujudkan potensi itu dalam sikap dan
tingkah lakunya. Adapun cirri yang dapat
dicermati pada seseorang yang mampu memanfaatkan potensi dirinya adalah
terpupuknya sikap-sikap terpuji, serta penuh refletik, percaya diri, rasional,
logis, kritis, analisis, kreativ-inovatif, mandiri, hidup sehat,
bertanggungjawab, cita ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, dapat
dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah,
pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, dll.
Seorang
yang memiliki karakter positif juga terlihat dari adanya kesadaran untuk
berbuat yang terbaik atau unggul, serta mampu bertindak sesuai potensi dan
kesadarannya tersebut. Dengan demikian krakteristik adalah realisasi
perkembangan pod]sitif dalam hal
intelektual emosional, social, etika dan perilaku
Dengan demikian para peserta didik yang disebut
berkarakter baik atau unggul adalah mereka yang selalu berusaha melakukan
hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha esa, diri sendiri, sesame
manusia, lingkungan, Negara serta dunia internasional pada umumnya dengan
mengoptimalkan potensi dirinya dengan kesadaran, emosi dan motivasi
Jadi,
Pendidikan karakter adalah sebuah
system yang menanamkan nilai-nilai
karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran
individu, tekad, srta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan
nlai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
linkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud insane kamil.
Sedangkan
para ahli mengemukakan beberapa hal mengenai pendidikan karakter sebagai
berikut;
Ø David
Elkind dan FreedY Sweet, Ph.D, (2004);
pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru yang
mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Dalam hal ini, guru membantu
membentuk watak peserta didik agar senantiasa positif. Oleh karena itu, guru
harus memperhatikan caranya berperilaku, berbicara, ataupun menyampaikan
materi, bertoleransi, sebagai hal terkait lainnya.
Ø T.
Ramli (2003); menyatakan bahwasannya pendidikan karakter memiliki esensi yang
sama dengan pendidikan moral atau akhlak. Dalam penerapan pendidikan karakter,
factor yang harus dijadikan sebagai tujuan adalah terbentuknya kepribadian
peserta didik supaya menjadi manusia yang baik, dan hal itu sama sekali tidak
terikat dengan angka dan nilai. Dengan demikian, dalam konteks pendidikan di
Indonesia, pendidikan karakter ialah pendidikan nilai, yakni penanaman
nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa Indonesia.
B.
Penerapan
Pendidikan karakter
Pijakan
utama yang harus dijadikan sebagai landasan dalam menerapkan pendidikan
karakter ialah nilai moral universal yang dapat digali dari agama. Meskipun demikian, ada beberapa nilai
karakter dasar yang disepakati oleh para pakar untuk diajarkan kepada peserta didik. Yakni rasa cinta kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan ciptaany-Nya, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun,
kasih sayang, peduli, mampu bekerjasama, percaya diri, kreatif,mau bekerja
keras, pantang menyerah, adil, serta memiliki sikap kepemimpinan, baik, rendah
hati, toleransi, cinta damai dan cinta persatuan. Dengan ungkapan lain dalam
upaya menerapkan pendidikan karakter guru harus berusaha menumbuhkan
nilai-nilai tersebut melalui spirit keteladanan yang nyata, bukan sekedar
pengajaran dan wacana.
Beberapa
pendapat lain menyatakan bahwa nilai-nilai karakter dasar yang harus diajarkan
kepada peserta didik sejak dini adalah sifat dapat dipercaya, rasa hormat dan
perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab, ketulusan, berani, tekun, disiplin,
visioner, adil dan punya integritas.
Oleh
karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah hendaknya
berpijak pada nilai-nilai karakter tersebut, yang selanjutnya dikembangkan
menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau tinggi (yang bersifat tidak absolute
atau relative), yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah
itu sendiri
C.
Komponen
Pendukung dalam Pendidikan Karakter
Sebagaimana
halnya dunia pendidikan pada umumnya, pendidikan yang mensyaratkan keterlibatan banyak pihak di dalamnya. Kita
tidak bisa menyerahkan tugas pengajaran, terutama dalam rangka mengembangkan
karakter peserta didik, hanya semata-mata
kepada guru. Sebab, setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda,
yang ikut menentukan kepribadian dan karakternya. Oleh karena itu, guru, orang
tua maupun masyarakat seharusnya memiliki keterlibatan, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Selain
itu ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam rangka menjalankan
pendidikan karakter diantaranya sebagai berikut;
a. Partisipasi
Masyarakat
Dalam
hal ini, masyarakat meliputi tenaga pendidik, orangtua, anggota masyarakat, dan
peserta didik itu sendiri, semua komponen itu hendaknya dapat bekerja sama dan
membantu memberikan masukan, terutama mengenai langkah-langkah penanaman
karakter bagi peserta didik.
Oleh
sebab itu, setiap sekolah yang akan menerapkan pendidikan karakter bagi peserta
didiknya harus memiliki badan khusus yang dibentuk sebagai sarana komunikasi
antara peserta didik, tenaga pendidik, orangtua dan masyarakat. Badan ini
bertugas membicarakan konsep dan nilai-nilai yang diperlukan untuk mendidik
karakter peserta didik.
b. Kebijakan
Pendidikan
Meskipun
pendidikan karakter lebih mengedepankan aspek moral dan tingkah laku, namun
bukan berarti sama sekali tidak
menetapkan kebijakan-kebijakan. Sebagaimana dalam dunia formal pada umunnya.
Sekolah tetap menetapkan landasan filosofi yang tepat dalam membuat pendidikan
karakter, serta menentukkan dan menetapkan tujuan, visi dan misi, maupun
beberapa kebijakan lainnya, hal ini bisa dilakukan dengan mengadopsi kebijakan
pendidikan formal atau kebijakan baru.
c. Kesepakatan
Betapapun
pentingnya dan mendesaknya lembaga pendidikan menerapkan pendidikan karakter
sebagai tambahan kurikulum di dalamnya, namun bukan berarti itu ditetapkan
secara sepihak. Sekolah harus mengadakan pertemuan dengan orang tua peserta
didik terlebih dahulu dengan melibatkan
tenaga guru dan perwakilan masyarakat guna mencari
kesepakatan-kesepakatan di antara mereka. Pertemuan itu bertujuan memperoleh
kesepakatan definisi pendidikan karakter, fungsi dan manfaatnya, serta cara mewujudkannya.
d. Kurikulum
Terpadu
Agar
tujuan penerapan karakter dapat berjalan secara maksimal, sekolah perlu membuat
kuurikulum terpadu di semua tingkatan
kelas. Sebab, setiap peserta didik memiliki hak yang sama untuk mendapatkan
materi mengenai pengembangan karakter. Oleh karena itu, meskipun pendidikan
karakter perlu diperkenalkan sejak dini, namun bukan berarti tidak berlaku bagi
peserta didik yang sudah dewasa. Dan, salah satu cara penerapannya adalah
pemberlakuan kurikulum terpadu dengan semua mata pelajaran.
e. Pengalaman
Pembelajaran
Pendidikan
karakter sebenarnya lebih menitik beratkan pada pengalaman daripada sekedar
pemahaman. Oleh karena itu, melibatkan peserta didik dalam berbagai aktivitas
positif dapat membantunya mengenal dan mempelajari kenyataan yang dihadapi
Pelayanan
yang baik oleh seorang guru berupa kerja sama, pendampingan, dan pengarahan
optimal, yang merupakan komponen yang perlu diberlakukan secara nyata. Sebab,
hal itu akan memberikan kesan positif bagi peserta didik dan mempengaruhi cara
berpikirnya sekaligus karakternya
f. Evaluasi
Guru
perlu melakukan evaluasi sejauh mana keberhasilan pendidikan karakter yang
sudah diterapkan .evaluasi dilakukan tidak dalam ragka mendapatkan nilai,
melainkan mengetahui sejauh mana peserta didik mengalami perilaku di bandingkan
sebelumnya.
Dalam
hal ini, guru harus mengapresiasi setiap aktivitas kebaikan yang dilakukan peserta didik, kemudian
memberinya penjelasan mengenai akibat aktivitas tersebut dalam pengembangan
karakternya.
g. Bantuan
Orang Tua
Untuk
mendukung keberhasilan, pihak sekolah hendaknya meminta orangtua peserta didik
untuk ikut terlibat memberikan pengajaran karakter ketika peserta didik berada
di rumah. Bahkan, sekolah perlu memberikan gambaran umum tentang
prinsip-prinsip yang diterapkan disekolah dan dirumah, seperti aspek kejujuran,
dan lain sebagainya.
Tanpa
melibatkan peran orangtua di rumah, berarti sekolah akan tetap kesulitan
menerapkan pendidikan karakter terhadap peserta didik. Sebab, interaksinya
justru lebih banyak di habiskan dirumah bersama keluarga.
h. Pengembangan
Staf
Perlu
disediakan waktu pelatihan dan pengembangan bagi para staf di sekolah sehingga
mereka dapat membuat dan melaksanakan pendidikan karakter secara berkelanjutan.
Hal itu termasuk waktu untuk diskusi dan pemahaman dari proses dan program,
serta demi menciptakan pelajaran dan kurikulum selanjutnya. Perlu di ingat
bahwa semua pihak disekolah merupakan sarana yng perlu dimanfaatkan untuk
membantu menjalankan pendidikan karakter
i.
Program
Program
kependidikan karakter harus dipertahankan dan diperbaharui melalui pelaksanaan
dengan perhatian khusus pada tingkat komitmen yang tinggi dari atas, dana yang
memadai, dukungan untuk koordinasi distrik staf yang berkualitas tinggi,
pengembangan profesional berkelanjutan dan jaringan, serta dukungan system bagi
guru yang melaksanakan program tersebut
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas, dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Ø Pendidikan
karakter adalah sebuah system yang
menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen
pengetahuan, kesadaran individu, tekad, srta adanya kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nlai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud insane kamil.
Ø Pijakan
utama yang harus dijadikan sebagai landasan dalam menerapkan pendidikan
karakter ialah nilai moral universal yang dapat digali dari agama. Meskipun demikian, ada beberapa nilai
karakter dasar yang disepakati oleh para pakar untuk diajarkan kepada peserta didik
Ø Komponen
pendukung dalam pendidikan karakter meliputi; partispasi masyarakat, kebijakan
pendidikan, kesepakatan, kurikulum terpadu, pengalaman pembelajaran, evaluasi,
bantuan orangtua, pengembangan staf dan program.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama, Kendali Mutu,Pendidikan Agama Islam ,Jakarta : Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam,2001.
N. Sudirman, Ilmu pendidikan, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1992)
Virsya Norla, Panduan
Menerapkan Pendidikan karakter Di sekolah, Jakarta: Laksana, 2011
EmoticonEmoticon