Senin, 06 Oktober 2014

Pentingnya Kejujuran

Bab I
Pendahuluan
a.     Latar Belakang
Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya.
Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar. Selanjutnya akan dijelaskan lebih jelas dalam pembahasan berikut.

b.    Rumusan Masalah
-          Apa balasan dari bersikap jujur?
-          Bagaimana sifat syirik (menyekutukan Tuhan)?
-          Macam-macam syirik.







Bab II
Pembahassan
1.     Orang yang jujur mendapat pertolongan dari Allah SWT
A.    Pentingnya Kejujuran

وَعَنْ أَبِى أُمَامَةَ قَالَ/ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ وصلى الله عليه وسلم/ أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ/ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ/ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا/ وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ/ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ/ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا/ وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ/ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ. (رواه أبو داود با ءسناد صيح)
Artinya:
“Abu Umamah Al-Bakhili r.a berkata bahwa Rasulullah SAW.  Bersabda, “Saya dapat menjamin suatu rumah di kebun surga  untuk orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar. Dan menjamin suatu rumah di pertengahan surga  bagi orang yang tidak berdusta  meskipun bergurau. Dan menjamin satu rumah di bagian tertinggi dari surgai  bagi orang yang baik budi pekertinya.”
Hadis ini menerangkan beberapa perilaku penting yang mendapatkan jaminan surga dari Rasulullah bagi mereka yang memilikinya. Tentu saja, ketiga perilaku ini harus diiringi berbagai kewajiban lainnya yang telah ditentukan Islam. Ketiga perilaku tersebut adalah:
1)      Orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar
Berdebat atau berbantah-bantah adalah suatu pernyataan dengan maksud untuk menjadikan orang lain memahami suatu pendapat atau mengurangi kewibawaan lawan debat dengan cara mencela ucapannya sekalipun orang yang mendebatnya itu tidak tahu persis permasalahan, karena kebodohannya. Dan yang lebih ditonjolkan dalam berdebat adalah keegoannya sendiri sehingga ia berusaha mengalahkan lawan debatnya dengan berbagai cara.
Sebenarnya, tidak semua bentuk perdebatan dilarang dalam Islam apalagi kalau berdebat dalam mempertahankan aqidah. Hanya saja, perdebatan seringkali membuat orang lupa diri, terutama kalau perdebatannya dilandasi oleh keegoan masing-masing, bukan didasarkan pada keinginanterutama mencari kebenaran.
Adapun dalam menghadapi orang yang selalu ingin menang dalam setiap perdebatan, Nabi menganjurkan umatnya untuk meninggalkannya, dan membiarkannya beranggapan bahwa dia menang dalam perdebatan tersebut. Dengan berperilaku seperti itu, bukan berarti kalah dalam perdebatan tersebut, melainkan menang di sisi Allah dan mendapatkan pahala yang besar.
Sebagaimana Nabi menyatakan bahwa dijamin surga baginya.
Akan tetapi, dalam hal-hal tertentu, seperti ketika berdebat dengan orang-orang kafir tentang aqidah, kita harus mempertahankan pendapat kita dengan menggunakan berbagai cara supaya mereka menyadari bahwa aqidah kita memang benar dan mereka salah.
Dengan demikian, kapan seseorang harus meninggalkan suatu perdebatan dan kapan dia harus mempertahankannya sangat bergantung pada kondisi.
Dalam berdebat hendaklah mengetahui dengan jelas motivasi dan tujuannya, apakah mencari kebenaran atau hanya mencari prestise semata. Kalau sama-sama mencari kebenaran, diyakini bahwa mereka yang berdebat tidak akan mempertahankan pendapatnya yang salah, dan tidak saling menjatuhkan satu dengan yang lain. Namun demikian, meninggalkan perdebatan adalah paling utama dan pelakunya akan diberi pahala oleh Allah SWT dengan menempatkannya di surga.
2)      Orang yang tidak berdusta meskipun ia bergurau
Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Dusta sangat dilarang dalam Islam. Karena selain merugikan orang lain, juga merugikan diri sendiri. Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang mencela orang yang suka berdusta, apalagi terhadap mereka yang mendustakan Allah.  
Allah berfirman Artinya : “Pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah di dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang yang menyombongka diri.”   (QS. Az-Zumar: 60)
Sebaliknya, Islam sangat menghargai orang yang bersifat jujur walaupun dalam bercanda. Orang-orang yang selalu jujur, sekalipun dalam bercanda sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas dijamin oleh Rasulullah SAW satu tempat di tengah surga.
Dalam bercanda, seseorang biasanya suka melebih-lebihkan candaannya untuk mengundang tawa orang yang diajak bercanda. Hal ini membuatnya merasa puas. Maka dibuatlah gurauan dengan berbagai cara walaupun harus berbohong. Hal seperti itu, tidaklah benar dalam Islam karena apapun alasannya berbohong merupakan perbuatan yang dilarang.
Rasullulah SAW bersabda:
وَعَنْ بَهْزِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ ، وَيْلٌ لَهُ ، ثُمَّ وَيْلٌ لَهُ
Artinya:
“Dari Bahz Ibn Hakim dari bapaknya dari kakeknya, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “kecelakaanlah bagi orang yang menceritakan, tetapi ia berdusta untuk membuat orang-orang tertawa dengan itu. Kecelakaanlah baginya ! kemudian kecelakaanlah baginya.”
Kejujuran juga harus selalu dipegang teguh oleh para ahli ilmu jika ia menghadapi sesuatu yang belum ia ketahui. Secara jujur ia harus mengatakan bahwa ia tidak tahu. Bahkan para ilmuan salaf (terdahulu) setiap selesai menulis karya mereka, selalu menulis kalimat Wallahu a’lam (Allah lebih mengetahui). Pernyataan seperti itu adalah kejujuran sangat tinggi dari seorang ilmuwan tentang kebodohan dirinya dan kemahatahuan Allah SWT.
Adapun salah satu cara untuk menjadi orang yang jujur adalah dengan cara bergaul dengan orang-orang yang dikenal sebagai orang jujur. Hal ini karena pergaulan sangat berpengaruh terhadap watak dan kepribadian seseorang. Allah SWT berfirman:
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. ( QS. At-Taubah: 119)

B.     Kejujuran membawah kebaikan         
حَدِيثُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ/ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ / إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ/ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ /وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ /حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا /وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ /وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ /وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ /حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا. (أخررجه البخارى فى كتاب الأدب)
Terjemahan hadis:
Abdullah Ibnu Mas’ud berkata bahwa Nabi SAW bersabda, ”Sesungguhnya benar (jujur) itu menuntun kepada kebaikan,  dan kebaikan itu menuntun ke surga,  dan seseorang itu berlaku benar  sehingga tercatat di sisi Allah sebagai seorang yang siddiq (yang sangat jujur dan benar).  Dan dusta menuntun kepada curang,  dan curang itu menuntun ke dalam neraka.  Dan seorang yang berdusta sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta”.
(Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab “Tatakrama”)
Sebagaimana diterangkan di atas bahwa berbagai kebaikan dan pahala akan diberikan kepada orang yang jujur, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Ia akan dimasukkan ke dalam surga dan mendapat gelar yang sangat terhormat, yaitu siddiq, artinya orang yang sangat jujur dan benar. Bahkan dalam Al-Quran dinyatakan bahwa orang yang selalu jujur dan selalu menyampaikan kebenaran dinyatakan sebagai orang yang bertaqwa:
Artinya: “ orang-orang yang datang menyampaikan kebenaran dan melakukannya, merekalah itulah orang-orang yang taqwa.” ( QS. Az-Zumar:33)
Oleh karena itu, setiap orang beriman hendaklah tidak asal bicara apalagi terhadap sesuatu yang belum jelas dan belum ia ketahui kebenarannya secara pasti. Allah SWT berfirman:
artinya: “Janganlah mengikuti pembicaraan apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Israa’: 36)
Jika seseorang berusaha untuk berkata benar, manfaatnya bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang lain. Begitu pun sebaliknya, jika seseorang berkata dusta perbuatannya itu selain merugikan dirinya, juga merugikan orang lain karena tidak akan ada lagi orang yang mempercainya. Padahal kepercayaan merupakan salah satu moal utama dalam menempuh kehidupan di dunia. Tanpa kepercayaan seseorang sulit menemukan kesuksesan, bahkan tidak mustahil hidupnya akan cepat hancur. Hal itu telah digariskan dalam Al-Qur’an:

artinya: “Sungguh celaka orang-orang yang suka berdusta.”
(Q.S. Adz-Dzariyat: 10)

2. Menyukutukan Tuhan
Ketika seluruh ibadah itu hanya diperuntukkan bagi Allah SWT semata dan menolak ibadah yg diperuntukkan kepada selain Allah SWT maka inilah ajaran tauhid yg sebenarnya yg dibawa oleh para rasul dari mulai Adam as sampai kepada Muhammad saw. Sedangkan lawannya adalah menyekutukan Allah SWT yaitu memperuntukkan segala ibadah kepada selain Allah SWT di samping kepada Allah atau diperuntukkan hanya kepada selain Allah SWT.
Inilah perbuatan syirik yang pada umumnya dilakukan oleh orang-orang musyrik yang menimbulkan pertentangan antara seluruh rasul dgn umatnya. Syirik kepada Allah SWT itu dapat dibagi menjadi dua bagian.
 Pertama syirik besar. Yaitu syirik yang dapat menafikan dan mewajibkan pelakunya kekal di dalam neraka apabila dia mati dalam keadaan syirik karna Allah SWT tidak akan mengampuninya.

 





من ابن مسعودr.a ويقول سمعت رسول الله صلى الله. وقال : "الناس الذين يموتون في الدولة إلى الله بشيء مما لا شك فيه انه سوف يطرح في جهنم" ، وقلت : "الناس الذين يموتون في الدولة لا يربط الله بشيء مما لا شك فيه انه سيتم دمجها في السماء".
Dari Ibnu Mas’ud r.a. seraya berkata Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda “Orang yg mati dalam keadaan mempersekutukan Allah dgn sesuatu niscaya ia akan dimasukkan ke dalam neraka.” Dan aku berkata “Orang yg mati dalam keadaan tidak mempersekutukan Allah dgn sesuatu niscaya dia akan dimasukkan ke dalam surga.”
 Dari Jabir bin Abdullah r.a. berkata “Seseorang laki-laki datang kepada Nabi saw. lalu bertanya ‘Wahai Rasulullah saw. apa yg dimaksud dgn dua hal yg pasti dipenuhi?’ Kemudian Rasulullah saw. Bersabda “Barangsiapa mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu niscaya dia masuk surga. Dan barangsiapa mati dalam keadaan mempersekutukan Allah dgn sesuatu niscaya dia masuk neraka.” .
 Selain hadis tersebut di atas masih banyak hadis-hadis dan keterangan lainnya yg mengandung peringatan Rasulullah saw. kepada umatnya tentang syirik dan beberapa perantaranya. Rasulullah saw. melarang seseorang untuk melakukan tindakan yang berlebihan dalam mengagungkan makhluk menjadikan kuburan sebagai masjid dan tempat berkunjung dan beliau melarang membuat bangunan di atas kuburan menyalakan lampu di atasnya serta beliau pun menjelaskan tentang ziarah kubur yang disyariatkan.
Kedua syirik kecil. Syirik yang ini tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama tetapi dapat mengurangi pahala dan terkadang dapat menghapuskan pahala amal kebaikan seperti perbuatan riya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw. “Sesuatu yg paling aku khawatirkan akan menimpa kalian adl syirik kecil” para sahabat bertanya “Wahai Rasulullah apa yg dimaksud dgn syirik kecil itu? Beliau menjawab “Riya’.”
Demikian juga halnya dgn sumpah atas nama selain Allah sumpah dgn menyebut bapak-bapaknya ibu-ibunya anak-anaknya atau sumpah dgn atas nama kepercayaan dan lain-lain. Dari Abdullah bin Amar r.a. Rasulullah saw. telah bersabda “Aku bertemu dgn Umar bin Khaththab yg bermaksud menaiki binatang tunggangannya sambil bersumpah dgn menyebut nama bapaknya lalu Rasulullah saw. bersabda “Ingatlah sesungguhnya Allah melarang kalian utk bersumpah dgn menyebut bapak-bapakmu. Barangsiapa yg hendak bersumpah maka bersumpahklah dgn menyebut nama Allah atau diam sama sekali.”
 Meskipun peringatan yg terdapat dalam hadis-hadis Nabi saw. itu sangat keras tetapi banyak sekali kaum muslimin yg melakukan sesuatu yg dilarang oleh Allah SWT dan nabi-Nya. Dalam kenyataannya banyak kaum muslimin yg banyak melakukan berbagai macam perbuatan syirik sehingga kemusyrikan dan bid’ah sedemikian rupa dilakukan secara teratur seakan-akan hal tersebut merupakan perbuatan yg bersumber dari agama. Padahal memperlihatkan ketauhidan dan kemurnian beragama itu hanya kepada Allah yg merupakan sesuatu yg telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskannya sebagai sesuatu yg asing .
Orang yg berpegang teguh terhadap perintah tersebut dengan mencegah kemusyrikan dan perbuatan bid’ah maka dia akan berhadapan dengan orang-orang bodoh dan orang-orang musyrik?dan tidak ada daya dan kekuatan selain atas pertolongan Allah?di mana mereka ini merupakan orang-orang yg menyebarkan kebencian kepada orang-orang yg saleh dan berpaling dari agama yg benar. Dengan demikian kemungkaran di hadapan orang-orang yg sesat dianggap sebagai perbuatan baik dan perbuatan yg baik dianggap sebagai perbuatan mungkar. Tidak ada daya dan kekuatan selain atas pertolongan Allah SWT.
Di antara perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan syariat yang dilakukan oleh umat dewasa ini di antaranya:
 1. Mohon dikabulkan doanya dan meminta syafaat dari Rasulullah saw. ketika berada di makamnya. Syekh Ibnu Taimiyyah berkata “Di antara manusia itu ada yg menafsirkan firman Allah SWT ‘Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu lalu memohon ampun kepada Allah dan rasul pun memohonkan ampun utk mereka tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” Mereka menafsirkannya ‘Jika kami memohonkan ampun dari Rasul-Nya setelah kematiannya maka kami bagaikan orang-orang yg memohonkan ampun dari sahabatnya.’
Padahal dengan melakukan hal tersebut mereka telah bertentangan dgn ketentuan yg didasarkan kepada kesepakatan para sahabat tabi’in dan segenap kaum muslimin. Karena tidak seorang pun dari mereka yg memohonkan pertolongan kepada Nabi saw. setelah beliau meninggal dan meminta sesuatu darinya. Demikian juga tidak ada seorang pun dari imam-imam kaum muslimin yg menjelaskan hal tersebut dalam kitab-kitabnya yg menjelaskan bahwa perbuatan tersebut merupakan perintah para malaikat para nabi dan orang-orang saleh yg apabila mereka meninggal dianjurkan utk mengajukan permohonan di atas kuburan dan tempat mereka. Memohon kepada patung-patung merupakan jenis kemusyrikan yg sangat besar yg dilakukan oleh kaum musyrikin selain ahli kitab . Sedangkan dalam bid’ah yg dilakukan oleh Ahli Kitab dan kaum muslimin yg melakukan kemusyrikan dan ibadah kepada selain Allah merupakan perbuatan yg tidak diperintahkan oleh Allah.”
2. Mengistimewakan berdoa dan beribadah di makam para nabi. Orang yg melakukan perbuatan tersebut menyakini bahwa berdoa di kuburan para nabi itu pasti akan dikabulkan atau beranggapan ahwa berdoa di kuburan para nabi itu lbh utama dibandingkan dgn berdoa di masjid-masjid dan di rumah-rumah dan salat yg dilakukan di kuburan para nabi pasti akan diterima. Padahal perbuatan tersebut termasuk kemungkaran dan bid’ah menurut kesepakatan para imam muslimin dan perbuatan tersebut termasuk perbuatan yg diharamkan .
 3. Meminyaki makam dan menciumnya. Syekh Ibnu Taimiyyah r.a. berkata “Para ulama salaf telah sepakat bahwa tidak boleh memohon keselamatan dari kuburan para nabi dan tidak dianggap baik melakukan salat di sisinya dan tidak boleh memohon dikabulkan doa kepadanya. Karena perbuatan tersebut termasuk dari sebab-sebab yg membawa kepada kemusyrikan dan sama dgn beribadah kepada berhala. Sebagaimana Allah SWT berfirman ‘Dan mereka berkata ‘Dan janganlah sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan wadd dan jangan pula suwa’ yaghuts ya’uq dan nashr.’ . Sekelompok ulama salaf berpendapat mereka itu adl sekelompok orang saleh dari kaum Nuh a.s. yaitu ketika mereka meninggal maka orang-orang beritikaf di atas kuburannya lalu mereka membentuk patung-patungnya yg kemudian menyembahnya.”
4. Memohon keberkahan dari orang-orang saleh dan mengagungkan mereka secara berlebih-lebihan. Perbuatan tersebut ditunjukkan dgn mencium sesuatu yg berkaitan dgn orang-orang saleh baik mencium badannya pakaiannya benda peninggalannya mengagungkan kuburannya setelah meninggalnya dgn cara itikaf di atas kuburannya melakukan salat di sisinya berdoa di hadapannya bersusah payah mengunjunginya mengelilinginya menyalakan lampu di atasnya meminyakinya dan menciumnya. Perbuatan yg paling tercela dari sekian perbuatan itu adl meminta utk dikabulkan doa kepada mereka padahal mereka telah meninggal dan memohon pertolongan dan dicukupi segala kebutuhan kepada mereka seluruh perbuatan tersebut termasuk perbuatan munkar yg keji.
5. Memohon keberkahan kepada pohon batu dan benda-benda lainnya. Perbuatan tersebut dilakukan baik dgn cara beritikaf melakukan ibadah di sisinya atau mengalungkan sobekan kain kepadanya. Semua perbuatan tersebut termasuk perbuatan yg tidak boleh dilakukan oleh seseorang muslim krn perbuatan tersebut bersumber dari ajaran agama orang-orang musyrik dan bukan bersumber dari ajaran agama Islam. Syekh Ibnu Taimiyyah berkata “Adapun pohon batu mata air dan lain-lain termasuk sesuatu yg ditakuti oleh sebagian orang-orang awam sehingga mereka biasa mengalungkan sobekan kain dan lain sebagainya. Maka perbuatan tersebut termasuk perbuatan munkar dan bid’ah yg biasa dilakukan oleh orang-orang jahiliyah dan sebagai perbuatan menyekutukan Allah SWT.” .









Bab III
Penutup
Kesimpulan:
a.       Sebagaimana diterangkan di atas bahwa berbagai kebaikan dan pahala akan diberikan kepada orang yang jujur, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Ia akan dimasukkan ke dalam surga dan mendapat gelar yang sangat terhormat, yaitu siddiq, artinya orang yang sangat jujur dan benar. Bahkan dalam Al-Quran dinyatakan bahwa orang yang selalu jujur dan selalu menyampaikan kebenaran dinyatakan sebagai orang yang bertaqwa.

b.      Perbuatan syirik adalah merupakan sumber segala bentuk kejahatan umat manusia sepanjang sejarah. Perbuatan syirik itu akan membelenggu akal dengan bermacam-macam khufarat dan mithos; mengahambat kemajuan dan melibatkan manusia kedalam permusuhan, pertentangan dan saling membunuh.

c.       Syirik itu terbagi atas dua, yaitu syirik besar dan syirik kecil.

d.      Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya. Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.



Daftar Pustaka
DR. Afih Abdullah Fattah Thabbarah, “Dosa-dosa menurut Al-Qur’an dan Hadits”, Bandung: Gema Risalah Press Bdg, 1984.
Imam Nawawi, “Shahih Riyadhush-Shalihin”, Jakarta Selatan:Pustaka Azzam: 2004.
DR. Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah “Sahabat Bertanya Rasul Menjawab”,Bandung: Husaini, 1996.
Abdur Razzaq bin Thahir bin Ahmad “Al-Jahl bi Masailil I’tiqaad wa Hukmuhu” Jakarta: Ma’asy Al-Islam, 2006.



EmoticonEmoticon