BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan suatu system yang teratur dan
mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dg
perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial
sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa
sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban
yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau
dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh
terhadap anak-anak didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya
terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari
identitas diri.[1]
Dalam
hal ini diperlukan pendidikan karakter agar dapat membentuk watak dan perilaku
peserta didik, sehingga akan melahirkan peserta didik yang berakhlakul karimah.
b.
Rumusan
Masalah
Dalam Makalah ini akan di bahas beberapa
Masalah yang dirumuskan Sebagai berikut;
1. Apa
pengertian Pendidikan karakter?
2. Apa
Prinsip-Prinsip pendidikan karakter?
3. Apa
tujuan Pendidikan Karakater?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pendidikan Karakter
Dalam
perkembangannya , istilah pendidikan atau paedagogie, berarti bimbingan atau
pertolongan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok lain agar menjadi dewasa untuk mencapai tingkat hidup atau penghidupam
lebih tinggi dalam arti mental.[2] Sedangkan karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas, adalah bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat,
temperamen dan watak, sementara itu, yang disebut dengan berkarakter ialah
berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak.
Jadi,
pendidikan karakter adalah pendidikan membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang,
yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang
lain, kerja keras dan sebagainya.
2. Prinsip-prinsip
Pendidikan Karakter
Pendidikan
di sekolah akan berjalan lancar, jika dalam pelaksanaannya memperhatikan
beberapa prinsip pendidikan karakter. Kemendiknas memberikan beberapa
rekomendasi prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif sebagai
berikut;
·
Memperomosikan nila-nilai dasar etika
sebagai basis karakter
·
Mengidentifikasikan karakter secara
komperehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku
·
Menggunakan pendekatan yang tajam,
proaktif dan efektif untuk mebangun karakter.
·
Menciptakan komunitas sekolah yang
memiliki kepedulian.
·
Memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukan perilaku yang baik;
·
Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang
bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik,
membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.
·
Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri
pada para peserta didik.
·
Memfungsikan seluruh staf seluruh staf
sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan
karakter dan setia pada nilai dasar yang sama.
·
Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter.
·
Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam
usaha membangun karakter.
·
Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi
staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam
kehidupan peserta didik.
Berdasarkan
pada prinsip-prinsip yang direkomendasikan olah kemendiknas, dasyim budimasyah
berpendapat bahwa program pendidikan
karakter disekolah perlu dikembangkan dengang berlandaskan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut;
·
Pendidikan karakter disekolah harus
dilaksanakan secara berkelanjutan (kontinuitas). Hal ini mengandung arti bahwa
proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses yang panjang, mulai sejak
awal peserta didik masuk sekolah hingga mereka lulus sekolah pada suatu satuan
pendidikan.
·
Pendidikan karakter hendaknya
dikembangkan melalui semua mata pelajaran terintegrasi, melalui pengembangan
diri, dan budaya suatu satuan pendidikan.
Pembinaan karakter bangsa dilakukan dengan mengintegrasikan dalam seluruh mata
pelajaran, dalam kegiatan kurikuler pelajaran, sehingga semua mata pelajaran
diarahkan pada pengembangan nilai-nilai karakter tersebut. Pengembangan
nilai-nilai karakter uga dapat dilakukan dengan melalui pengembangan diri, baik
melalui konseling maupun kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan kepramukaan
dan lain sebagainya.
·
Sejatinya nilai-nilai karakter tidak
diajarkan (dalam bentuk pengetahuan), jika hal tersebut diintegrasikan dalam
mata pelajaran, kecuali bila dalam bentuk mata pelajaran agama yang (yang di
dalamnya mengandung ajaran) maka tetap diajarkan dengan proses, pengetahuan
(knowing), melakukan (doing), dan akhirnya membiasakan (habit).
·
Proses pendidikan dilakukan peserta didik
dengan secara aktif (active learning) dan menyenangkan (enjoy full learning).
Proses ini menunjukkan bahwa proses pendidikan karakter dilakukan oleh peserta
didik bukan oleh guru. Sedangkan guru menerapkan “tutwuri handayani “ dalam setiap perilaku yang ditunjukan agama.
3.
Tujuan
Pendidikan Karakter
Dalam
TAP MPR No. II/MPR/1993, disebutkan bahwa pendidikan bertujuan meningkatkan
kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju,
tanggunh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional,
serta sehat jasmani rohani. Dan dinyatakan pula dalam TAP MPR No. 4/MPR/1975,
menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan yang
didasarkan atas falsafah Negara pancasila dan diarahkan untuk menusia-manusia
pembangun yang berpancasila sekaligus membentuk manusia yang sehat jasmani dan
rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan
kreativitas dan tanggung jawab, bisa menyuburlan sikap demokratis dan penuh
tenggang rasa, mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi
pekerti yang luhur, serta mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai dengan
ketentuan dalam UUD 1945 Bab II (pasal 2,3 dan ).
Pendidikan
karakter mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Versi
Pemerintah
Pendidikan
memiliki tujuan yang sangat mulia bagi kehidupan manusia. Dan berkaitan dengan
pentingnya diselenggarakan pendidikan karakter disemua lembaga formal. Menrut
Presiden republic Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, sedikitnya ada lima
dasar yang menjadi tujuan dari perlunya
menyelenggarakan pendidikan karakter. Kelima tujuan tersebut adalah sebagai
berikut;
·
Membentuk Manusia Indonesia yang
Bermoral
Persoalan
moral merupakan masalah serius yang menimpa bangsa Indonesia. Setiap saat,
masyarakat dihadapkan pada kenyataan merebaknya dekadensi moral yang menimpa
kaum remaja, pelajar, masyarakat pada umunnya , bahkan para pejabat pemerintah
Cirri
yang paling kentara tentang terjadinya
dekadensi moral di tengah-tengah
masyarakat antara lain merebaknya aksi-aksi kekerasan , tawuran massa,
pembunuhan, pemerkosaan, perilaku yang menjurus pada pornografi dsb. Dalam dunia pemerintahan, fenomena dekadensi
moral juga tidak kalah santernya, misalnya perilaku ketidakjujuran, korupsi dan
tindakan-tindakan manipulasi lainnya.
Problem
moral seperti ini jelas meresahkan semua kalangan. Ironisnya, maraknya
aksi-aksi tidak bermoral tersebut justru banyak dilakukakan oleh kalangan
terdidik. Dan, hal itu terjadi saat bangsa Indonesia sudah memiliki ribuan
lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai tempat. Maka, tidak heran bila
banyak para pegawai yang mempertanyakan fungsi lembaga pendidikan jika sekedar mengutamakan nila, namun
mengabaikan etika dan moral.
Dengan
demikian bisa dipahami jika tuntutan diselenggarakannya pendidikan karakter
semakin santer dibicarakan dengan tujuan agar generasi masa depa menjadi sosok
manusia yang berkarakter, yang mampu berperilaku positif dalam segala hal.
·
Membentuk Manusia Indonesi yang Cerdas
dan Rasional
Pendidikan
karakter tidak hanya bertujuan membentuk manusia Indonesia yang bermoral,
beretika dan berakhlak, melainkan juga membentuk manusia yang cerds dan
rasional, mengambil keputusan yang tepat, serta cerdas dalam memanfaatkan
potensi yang dimilikinya. Kecerdasan dalam memanfaakan potensi diri dan bersikap rasional merupakan cirri orang yang berkepribadian dan
berkarakter. Inilah yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini, yakni tatanan masyarakat yang
cerdas dan rasional.
Berbagai
tindakan destruktif dan tidak moral dan
sering kali dilakukan oleh masyarakat
Indonesia belakangan ini menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa masyarakat sudah tidak memoerdulikan lagi rasional dan dan kecerdasan mereka dalam
bertindak dan mengambil keputusan. Akibatnya, mereka seringkali terjerumus ke
dalam perilaku yang cenderung merusak, baik merusak lingkungan maupun diri
sendiri, terutama karakter dan kepribadian.
Upaya
yang perlu dilakukan agar masyarakat mampu memanfaatkan kecerdasan dan rasionalitas dalam bertindak adalah
menanamkan nilai-nilai kepribadian tersebut pada generasi masa depan sejak
dini. Para peserta didik merupakan
harapan kita. Oleh karena itu, mereka harus dibekali pendidikan karakter sejak
sekarang agar generasi masa depan indonesi tidak lagi menjadi generasi yang
irasional dan tak berkarakter.
·
Membentuk Manusia Indonesia yang
Inovatif dan Suka Bekerja Keras
Pendidikan
karakter merupakan pendidikan nilai yang diselenggarakan untuk menanamkan semangat suka bekerja keras,
disiplin, kreatif, dan inovatif pada diri peserta didik, yang diharapkan akan
mengakar menjadi karakter dan kepribadiannya. Oleh karena itu, pendidikan
karakter bertujuan mencetak generasi bangsa agar tumbuh menjadi pribadi yang
inovatif dan mau bekerja keras.
Saat
ini, sikap kurang bekerja keras dan tidak kreatif merupakan masalah yang menyebabkan bangsa Indonesia jauh tertinggal dari Negara-negara lain. Padahal, setiap tahun, lembaga pendidikan sudah
meluluskan ribuan peserta didik dengan rata-rata nilai yang tinggi. Dari
sinilah timbul suatu pertanyaan, mengapa tidak ada korelasi yang jelas antara
tingginya nilai yang diperoleh peserta didik dengan sikap keatif, inovatif, dan
kerja keras, sehingga bangsa Indonesia tetap jauh tertinggal dalamkancah
internasional?
Disisi
lain, kita juga sering menemukan fakta bahwa tidak sedikit orang Indonesia yang
cerdas sekaligus memiliki potensi dan kreatif, namun mereka justru tidak
dimanfaatkan oleh pemerintah. Hidup mereka terpinggirkan dan tersisihkan.
Potensi mereka terbuang percuma, sehingga nilai-nilai pendidikan yang mereka
peroleh seakan tidak berguna sama
sekali. Tak hanya itu , pemerintah juga seolah-olah lebih mementingkan
partisipasi politik untuk ditetapkan pada pos-pos tertentu. Dengan demikian,
yang menjadi pertimbangan pemerintah adalah kader politk, bukan sosok yang
benar berkualitas dan berkompeten secara moral dan intelektual. Nah dengan adanya pendidikan karakter, diharapkan para
peserta didik dan generasi mudah kita memiliki semangat juang yang besar, serta
bersedia bekerja keras sekaligus inovatif dalam mengelolah potensi mereka.
Sehingga mereka dapat menjadi bibibibit manusia yang unggul pada masa depan.
·
Membentuk Manusia Indonesia yang optimis
dan Percaya Diri
Sikap
optimis dan percaya diri merupakan sikap yang harus ditanamkan kepada peserta
didik sejak dini. Kurangnya sikap
optimis dan percaya diri menjadi factor yang menjadikan bangsa Indonesia
kehilangan semangat utuk dapat bersaing
menciptakan kemajuan disegala bidang. Pada masa depan, tentu saja kita akan semakin
membutuhkan sosok-sosok yang selalu optimis dan penuh percaya diri dalam
menghadapi berbagai situasi. Dan, hal itu terwujud apabila tidak ada upaya
untuk menanamkan kedua sikap tersebut kepada generasi penerus sejak dini.
Penyelenggaraan
pendidikan karakter merupakan salah satu langkah yang sangat tepat untuk
membentuk kepribadian peserta didik menjadi pribadi yang optimis dan percaya
diri. Sejak sekarang, peserta didik tidak hanya diarahkan untuk sekedar mengejar
nilai namun juga membekalinya dengan wawasan mengenai cara berperilaku di
tengah-tengah lingkungan, keluarga dan masyarakat
·
Membentuk Manusia Indonesia yang Berjiwa
Patriot
Salah
satu prinsip yang dimiliki konsep pendidikan karakter adalah terbinanya sikap
cinta tanah air. Hal yang paling inti dari sikap ini adalah kerelaan untuk
berjuang, berkorban serta kesiapan diri dalam memberikan bantuan kepada
pihak-pihak yang membutuhkan. Harus kita akui bahwa sikap tolong-menolong dan
semangat juang untuk saling meberikan bantuan
sudah semakin luntur dari kehidupan masyarakat. Sikap kepedulian yang
semula merupakan hal yang paling kita banggakan sepertinya sudah tergantikan
dengan tumbuh sumburnya sikap-sikap individualis dan egois. Kepekaan social pun
sudah berada pada taraf yang meprihatinkan. Maka tidak heran bila setiap saat kita menyaksikan
masalah-masalah social yang terjadi di lingkungan kita , yang salah satu factor
penyebabnya adalah terkikisnya rasa kepedulian satu sama lain.
Maka,
disinilah pentingnya pendidikan karakter supaya peserta didik benar-benar
menyadari bahwa ilmu yang diperoleh harus dimanfaatkan untuk kepentingan banyak
orang
b. Versi
Pengamat
Berikut
ini ada pendapat beberapa ahli mengenai tujuan pendidikan Karakter;
·
Sahrudin dan Sri Iriani berpendapat
bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergorong royong, berjiwa
patriotic, berkembang dinamis, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sekaligus
berdasarkan Pancasila
·
Menurut Sahrudin, pendidikan karakter
memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut;
-
Mengembangkan potensi dasar peserta
didik agar ia tumbuh menjadi sosok yang berhati baik, berpikiran baik, dan
berperilaku baik.
-
Memperkuat dan membangun perilaku
masyarakat yang multikultur.
-
Meningkatkan peradaban bangsa yang
kompetitif
Fungsi
dan tujuan pendidikan karakter itu sendiri itu dicapai apabila pendidikan karakter
dilakukan secara benar dan menggunakan media yang tepat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas, dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Ø Pendidikan
karakter adalah pendidikan membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan
budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu
tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain,
kerja keras dan sebagainya.
Ø Tujuan pendidikan karakter menurut pemerintah yakni;
Membentuk Manusia Indonesia yang Bermoral,Membentuk Manusia Indonesi yang
Cerdas dan Rasional,Membentuk Manusia Indonesia yang Inovatif dan Suka Bekerja
Keras, Membentuk Manusia Indonesia yang optimis dan Percaya Diri serta
Membentuk Manusia Indonesia yang Berjiwa Patriot sedangkan menurut para ahli
pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergorong royong, berjiwa patriotic,
berkembang dinamis, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sekaligus
berdasarkan Pancasila.
Ø Prinsip
Pendidikan Karakter antara lain; Pendidikan karakter disekolah harus
dilaksanakan secara berkelanjutan (kontinuitas), Pendidikan karakter hendaknya
dikembangkan melalui semua mata pelajaran terintegrasi, melalui pengembangan
diri, dan budaya suatu satuan pendidikan, Sejatinya nilai-nilai karakter tidak
diajarkan (dalam bentuk pengetahuan), jika hal tersebut diintegrasikan dalam mata
pelajaran, dan Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif
(active learning) dan menyenangkan (enjoy full learning).
Departemen Agama,
Kendali Mutu,Pendidikan Agama Islam ,Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam,2001.
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, (Konsep dan
Implementasi), Bandung : Alfabeta, 2012.
N.
Sudirman, Ilmu pendidikan, Bandung :
Remaja Rosdakarya, 1992)
Virsya Norla, Panduan Menerapkan Pendidikan karakter Di sekolah, Jakarta:
Laksana, 2011
EmoticonEmoticon