Senin, 06 Oktober 2014

Prinsip dan Tujuan Pendidikan Karakter


BAB I
PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu system  yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dg perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.[1]
Dalam hal ini diperlukan pendidikan karakter agar dapat membentuk watak dan perilaku peserta didik, sehingga akan melahirkan peserta didik yang berakhlakul karimah.
b.      Rumusan Masalah
 Dalam Makalah ini akan di bahas beberapa Masalah yang dirumuskan Sebagai berikut;
1.      Apa pengertian Pendidikan karakter?
2.      Apa Prinsip-Prinsip pendidikan karakter?
3.      Apa tujuan Pendidikan Karakater?

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian  Pendidikan Karakter
Dalam perkembangannya , istilah pendidikan atau paedagogie, berarti bimbingan atau pertolongan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang  atau kelompok lain agar menjadi dewasa  untuk mencapai tingkat hidup atau penghidupam lebih tinggi dalam arti mental.[2]  Sedangkan karakter  menurut Pusat Bahasa Depdiknas, adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat, temperamen dan watak, sementara itu, yang disebut dengan berkarakter ialah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak.
Jadi, pendidikan karakter adalah pendidikan membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya.
2.      Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Pendidikan di sekolah akan berjalan lancar, jika dalam pelaksanaannya memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter. Kemendiknas memberikan beberapa rekomendasi prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif sebagai berikut;
·         Memperomosikan nila-nilai dasar etika sebagai basis karakter
·         Mengidentifikasikan karakter secara komperehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku
·         Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk mebangun karakter.
·         Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
·         Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan perilaku yang baik;
·         Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna  dan menantang  yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.
·         Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.
·         Memfungsikan seluruh staf seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama.
·         Adanya pembagian kepemimpinan  moral dan dukungan luas  dalam  membangun inisiatif pendidikan karakter.
·         Memfungsikan keluarga  dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter.
·         Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.
Berdasarkan pada prinsip-prinsip yang direkomendasikan olah kemendiknas, dasyim budimasyah berpendapat  bahwa program pendidikan karakter disekolah perlu dikembangkan dengang berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai berikut;
·         Pendidikan karakter disekolah harus dilaksanakan secara berkelanjutan (kontinuitas). Hal ini mengandung arti bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses yang panjang, mulai sejak awal peserta didik masuk sekolah hingga mereka lulus sekolah pada suatu satuan pendidikan.
·         Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua mata pelajaran terintegrasi, melalui pengembangan diri, dan budaya suatu satuan pendidikan.  Pembinaan karakter bangsa dilakukan dengan  mengintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran, dalam kegiatan kurikuler pelajaran, sehingga semua mata pelajaran diarahkan pada pengembangan nilai-nilai karakter tersebut. Pengembangan nilai-nilai karakter uga dapat dilakukan dengan melalui pengembangan diri, baik melalui konseling maupun kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan kepramukaan dan lain sebagainya.
·         Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan (dalam bentuk pengetahuan), jika hal tersebut diintegrasikan dalam mata pelajaran, kecuali bila dalam bentuk mata pelajaran agama yang (yang di dalamnya mengandung ajaran) maka tetap diajarkan dengan proses, pengetahuan (knowing), melakukan (doing), dan akhirnya membiasakan (habit).
·         Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif (active learning) dan menyenangkan (enjoy full learning). Proses ini menunjukkan bahwa proses pendidikan karakter dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Sedangkan guru menerapkan “tutwuri handayani “  dalam setiap perilaku yang ditunjukan agama.
3.      Tujuan Pendidikan Karakter
Dalam TAP MPR No. II/MPR/1993, disebutkan bahwa pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tanggunh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional, serta sehat jasmani rohani. Dan dinyatakan pula dalam TAP MPR No. 4/MPR/1975, menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan yang didasarkan atas falsafah Negara pancasila dan diarahkan untuk menusia-manusia pembangun yang berpancasila sekaligus membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, bisa menyuburlan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, serta mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai dengan ketentuan dalam UUD 1945 Bab II (pasal 2,3 dan ).
Pendidikan karakter mempunyai tujuan sebagai berikut:
a.       Versi Pemerintah
Pendidikan memiliki tujuan yang sangat mulia bagi kehidupan manusia. Dan berkaitan dengan pentingnya diselenggarakan pendidikan karakter disemua lembaga formal. Menrut Presiden republic Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, sedikitnya ada lima dasar  yang menjadi tujuan dari perlunya menyelenggarakan pendidikan karakter. Kelima tujuan tersebut adalah sebagai berikut;
·         Membentuk Manusia Indonesia yang Bermoral
Persoalan moral merupakan masalah serius yang menimpa bangsa Indonesia. Setiap saat, masyarakat dihadapkan pada kenyataan merebaknya dekadensi moral yang menimpa kaum remaja, pelajar, masyarakat pada umunnya , bahkan para pejabat pemerintah
Cirri yang paling kentara  tentang terjadinya dekadensi  moral di tengah-tengah masyarakat antara lain merebaknya aksi-aksi kekerasan , tawuran massa, pembunuhan, pemerkosaan, perilaku yang menjurus pada pornografi dsb.  Dalam dunia pemerintahan, fenomena dekadensi moral juga tidak kalah santernya, misalnya perilaku ketidakjujuran, korupsi dan tindakan-tindakan manipulasi lainnya.
Problem moral seperti ini jelas meresahkan semua kalangan. Ironisnya, maraknya aksi-aksi tidak bermoral tersebut justru banyak dilakukakan oleh kalangan terdidik. Dan, hal itu terjadi saat bangsa Indonesia sudah memiliki ribuan lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai tempat. Maka, tidak heran bila banyak para pegawai yang mempertanyakan fungsi lembaga pendidikan  jika sekedar mengutamakan nila, namun mengabaikan etika dan moral.
Dengan demikian bisa dipahami jika tuntutan diselenggarakannya pendidikan karakter semakin santer dibicarakan dengan tujuan agar generasi masa depa menjadi sosok manusia yang berkarakter, yang mampu berperilaku positif dalam segala hal.
·         Membentuk Manusia Indonesi yang Cerdas dan Rasional
Pendidikan karakter tidak hanya bertujuan membentuk manusia Indonesia yang bermoral, beretika dan berakhlak, melainkan juga membentuk manusia yang cerds dan rasional, mengambil keputusan yang tepat, serta cerdas dalam memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Kecerdasan dalam memanfaakan potensi diri  dan bersikap rasional  merupakan cirri orang yang berkepribadian dan berkarakter. Inilah yang dibutuhkan bangsa Indonesia   saat ini, yakni tatanan masyarakat yang cerdas dan rasional.
Berbagai tindakan destruktif  dan tidak moral dan sering kali dilakukan  oleh masyarakat Indonesia belakangan ini menunjukkan  adanya kecenderungan bahwa masyarakat sudah tidak memoerdulikan  lagi rasional dan dan kecerdasan mereka dalam bertindak dan mengambil keputusan. Akibatnya, mereka seringkali terjerumus ke dalam perilaku yang cenderung merusak, baik merusak lingkungan maupun diri sendiri, terutama karakter dan kepribadian.
Upaya yang perlu dilakukan agar masyarakat mampu memanfaatkan kecerdasan  dan rasionalitas dalam bertindak adalah menanamkan nilai-nilai kepribadian tersebut pada generasi masa depan sejak dini. Para peserta didik  merupakan harapan kita. Oleh karena itu, mereka harus dibekali pendidikan karakter sejak sekarang agar generasi masa depan indonesi tidak lagi menjadi generasi yang irasional dan tak berkarakter.
·         Membentuk Manusia Indonesia yang Inovatif dan Suka Bekerja Keras
Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai yang diselenggarakan  untuk menanamkan semangat suka bekerja keras, disiplin, kreatif, dan inovatif pada diri peserta didik, yang diharapkan akan mengakar menjadi karakter dan kepribadiannya. Oleh karena itu, pendidikan karakter bertujuan mencetak generasi bangsa agar tumbuh menjadi pribadi yang inovatif dan mau bekerja keras.
Saat ini, sikap kurang bekerja keras dan tidak kreatif merupakan masalah  yang menyebabkan  bangsa Indonesia jauh tertinggal  dari Negara-negara lain. Padahal,  setiap tahun, lembaga pendidikan sudah meluluskan ribuan peserta didik dengan rata-rata nilai yang tinggi. Dari sinilah timbul suatu pertanyaan, mengapa tidak ada korelasi yang jelas antara tingginya nilai yang diperoleh peserta didik dengan sikap keatif, inovatif, dan kerja keras, sehingga bangsa Indonesia tetap jauh tertinggal dalamkancah internasional?
Disisi lain, kita juga sering menemukan fakta bahwa tidak sedikit orang Indonesia yang cerdas sekaligus memiliki potensi dan kreatif, namun mereka justru tidak dimanfaatkan oleh pemerintah. Hidup mereka terpinggirkan dan tersisihkan. Potensi mereka terbuang percuma, sehingga nilai-nilai pendidikan yang mereka peroleh seakan  tidak berguna sama sekali. Tak hanya itu , pemerintah juga seolah-olah lebih mementingkan partisipasi politik untuk ditetapkan pada pos-pos tertentu. Dengan demikian, yang menjadi pertimbangan pemerintah adalah kader politk, bukan sosok yang benar berkualitas dan berkompeten secara moral dan intelektual. Nah dengan  adanya pendidikan karakter, diharapkan para peserta didik dan generasi mudah kita memiliki semangat juang yang besar, serta bersedia bekerja keras sekaligus inovatif dalam mengelolah potensi mereka. Sehingga mereka dapat menjadi bibibibit manusia yang unggul pada masa depan.
·         Membentuk Manusia Indonesia yang optimis dan Percaya Diri
Sikap optimis dan percaya diri merupakan sikap yang harus ditanamkan kepada peserta didik sejak dini.  Kurangnya sikap optimis dan percaya diri menjadi factor yang menjadikan bangsa Indonesia kehilangan semangat  utuk dapat bersaing menciptakan kemajuan disegala bidang.  Pada masa depan, tentu saja kita akan semakin membutuhkan sosok-sosok yang selalu optimis dan penuh percaya diri dalam menghadapi berbagai situasi. Dan, hal itu terwujud apabila tidak ada upaya untuk menanamkan kedua sikap tersebut kepada generasi penerus sejak dini.
Penyelenggaraan pendidikan karakter merupakan salah satu langkah yang sangat tepat untuk membentuk kepribadian peserta didik menjadi pribadi yang optimis dan percaya diri. Sejak sekarang, peserta didik tidak hanya diarahkan untuk sekedar mengejar nilai namun juga membekalinya dengan wawasan mengenai cara berperilaku di tengah-tengah lingkungan, keluarga dan masyarakat
·         Membentuk Manusia Indonesia yang Berjiwa Patriot
Salah satu prinsip yang dimiliki konsep pendidikan karakter adalah terbinanya sikap cinta tanah air. Hal yang paling inti dari sikap ini adalah kerelaan untuk berjuang, berkorban serta kesiapan diri dalam memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Harus kita akui bahwa sikap tolong-menolong dan semangat juang untuk saling meberikan bantuan  sudah semakin luntur dari kehidupan masyarakat. Sikap kepedulian yang semula merupakan hal yang paling kita banggakan sepertinya sudah tergantikan dengan tumbuh sumburnya sikap-sikap individualis dan egois. Kepekaan social pun sudah berada pada taraf yang meprihatinkan. Maka tidak heran  bila setiap saat kita menyaksikan masalah-masalah social yang terjadi di lingkungan kita , yang salah satu factor penyebabnya adalah terkikisnya rasa kepedulian satu sama lain.
Maka, disinilah pentingnya pendidikan karakter supaya peserta didik benar-benar menyadari bahwa ilmu yang diperoleh harus dimanfaatkan untuk kepentingan banyak orang
b.      Versi Pengamat
Berikut ini ada pendapat beberapa ahli mengenai tujuan pendidikan Karakter;
·         Sahrudin dan Sri Iriani berpendapat bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergorong royong, berjiwa patriotic, berkembang dinamis, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sekaligus berdasarkan Pancasila
·         Menurut Sahrudin, pendidikan karakter memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut;
-          Mengembangkan potensi dasar peserta didik agar ia tumbuh menjadi sosok yang berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik.
-          Memperkuat dan membangun perilaku masyarakat yang multikultur.
-          Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif
Fungsi dan tujuan pendidikan karakter itu sendiri itu dicapai apabila pendidikan karakter dilakukan secara benar dan menggunakan media yang tepat.
















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Ø  Pendidikan karakter adalah pendidikan membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya.
Ø  Tujuan  pendidikan karakter menurut pemerintah yakni; Membentuk Manusia Indonesia yang Bermoral,Membentuk Manusia Indonesi yang Cerdas dan Rasional,Membentuk Manusia Indonesia yang Inovatif dan Suka Bekerja Keras, Membentuk Manusia Indonesia yang optimis dan Percaya Diri serta Membentuk Manusia Indonesia yang Berjiwa Patriot sedangkan menurut para ahli pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergorong royong, berjiwa patriotic, berkembang dinamis, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sekaligus berdasarkan Pancasila.
Ø  Prinsip Pendidikan Karakter antara lain; Pendidikan karakter disekolah harus dilaksanakan secara berkelanjutan (kontinuitas), Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua mata pelajaran terintegrasi, melalui pengembangan diri, dan budaya suatu satuan pendidikan, Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan (dalam bentuk pengetahuan), jika hal tersebut diintegrasikan dalam mata pelajaran, dan Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif (active learning) dan menyenangkan (enjoy full learning).

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama, Kendali Mutu,Pendidikan Agama Islam ,Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,2001.

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, (Konsep dan Implementasi), Bandung : Alfabeta, 2012.

N. Sudirman, Ilmu pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1992)         

Virsya Norla, Panduan Menerapkan Pendidikan karakter Di sekolah, Jakarta: Laksana, 2011



[1] Departemen Agama, Kendali Mutu,Pendidikan Agama Islam (Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,2001), h.  10
[2] Sudirman N, Ilmu pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1992) h. 4


EmoticonEmoticon