Kamis, 01 Desember 2016

Model ASSURE dalam Media Pembelejaran

Tags



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan yang amat penting dalam mengembangkan dan meningkat kualitas serta menentukan arah bagi masa depan manusia, bahkan kualitas dan masa depan bangsa. Tanpa melalui proses pendidikan yang baik, sulit kiranya bagi seseorang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Pendidikan diharapkan dapat memberikan perubahan kea rah yang lebih baik terhadap manusia itu sendiri.
Potensi siswa dapat berkembang karena guru mempunyai peran penting dalam proses pelaksanaan pendidikan, interaksi antara guru dan anak didik menuju peserta didik yang lebih kompeten adalah tuntutan utama. Seiring perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi guru dituntut untuk lebih cerdas dan kreatif  dalam menyampaikan atau menyajikan materi pembelajaran. Seorang guru harus mampu membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif, menarik bagi peserta didik dan dapat menimbulkan rasa keingintahuan yang besar dari diri peserta didik.
Arsyad menyatakan bahwa “Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran”.[1] Bertolak dari sinilah kenapa media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, diharapkan akan dapat membangkitkan motivasi, dan rangsangan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik, sehingga peserta didik  menjadi lebih mengerti tentang materi yang diajarkan melalui media pembelajaran yang digunakan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat dinerikan media dengan warna yang menarik. Aspek penting lainnya penggunaan media adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran. Informasi yang disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa, terlebih apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan materi. Disinilah peran media, sebagai alat bantu memperjelas pesan pembelajaran.
Untuk mendukung  pendidikan dan pembelajaran yang baik terdapat beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dalam kelangsungan proses pembelajaran, diantaranya  yaitu melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, perumusan tujuan, perumusan materi, perumusan  alat pengukur keberhasilan, serta melakukan peraikan terhadap apa yang telah dilaksanakan. Terdapat banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk menerapkan  aspek-aspek pembelajaran.
Diantara model pembelajaran yang ada, maka model pembelajaran ASSURE dapat diterapkan dalam proses  pembelajaran. Model ASSURE adalah pedoman langkah-langkah perencanaan untuk memilih dan memanfaatkan media. Berikut akan di bahas mengenai perancangan media pembelajaran dengan model ASSURE dilengkapi dengan teori yang mendukung.



B.       Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, pemakalah dapat mengambil beberapa pokok permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu
1.        Apa hakikat pembelajaran?
2.        Apa pengertian model ASSURE?
3.        Bagaimana contoh penerapan model ASSURE?
4.        Apa kekurangan dan kelebihan model ASSURE?



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Hakikat Pembelajaran
Belajar pada dasarnya merupakan perubahan tingkah laku pada diri pebelajar dan perubahan pebelajar dengan lingkungan sekitar. Dengan proses belajar yang dilakukan oleh pebelajar, dinilai mampu merubah tingkah laku si pebelajar itu sendiri.
Menurut Kemp unsur dasar dalam proses perancangan pengajaran ada empat aspek yaitu; siswa, metode, sasaran dan evaluasi.[2] Keempat ini dapat diwujudkan dalam bentuk pertanyaan yaitu;
1.        Untuk siapa program itu dirancang (ciri siswa)
2.        Kemampuan apa yang anda inginkan untuk dipelajari?
3.        Bagaimana isi pelajaran atau ketrampilan dapat dipelajari dengan baik?
4.        Bagaimana anda menentukan tingkat penguasan pelajaran yang sudah dicapai?
Prayitno mengungkapkan bahwa:
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang diperoleh melalui pengalaman, melalui proses stimulus-respon, melalui pembiasaan, melalui peniruan, melalui pemahaman dan penghayatan, melalui aktivitas individu meraih sesuatu yang dikehendakinya.
Prayitno membatasi perubahan tingkah laku pada konsep operasional dari belajar itu sendiri. Prayitno secara lebih operasional mengemukakan bahwa “belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru”.[3]
Sedangkan Rusman mengatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.[4] Komponen yang dimaksud oleh Rusman adalah tujuan pembelajaran, materi, metode, dan evaluasi pembelajarannya. Jika dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan, komponen-komponen tersebut harus menjadi perhatian pendidik dalam memilih atau mengembangkan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran harus memperhatikan fase dalam tindakan pembelajaran dan komponen pembelajaran itu sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan yang dalam pelaksanaannya memerhatikan fase tindakan pembelajaran dan komponen pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang ditentukan.
B.       Model ASSURE
Model merupakan salah satu cara yang dapat digunakan guru sebelum pembelajaran itu dilakukan, sehingga nantinya pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, maksimal dan tepat. Jadi ASSURE model memberikan kemudahan atau cara untuk membantu guru dalam mempersiapkan pembelajaranya agar menjadi lebih terarah dan menuju pada sasaran yang tepat dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu ASSURE.
Menurut Smaldino A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard and Objectives, S yang kedua berarti Select strategi, technology, media, and materials, U berarti Utilize technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan E berarti Evaluated and revise.[5]
Model ASSURE yang dicetuskan oleh Heinich, dkk 1980, dikembangkan oleh Smaldino hingga sekarang. Model ASSURE ini, berorentasi pada KBM.
Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar.
Pembelajaran dengan menggunakan model ASSURE mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik. Tahapan tersebut menurut Smaldino adalah sebagai berikut:
1.        Analyze Learner  (Analisis Pembelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi :
a.         General Characteristics (Karakteristik Umum)
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
b.        Specific Entry Competencies (Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa. Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
c.  Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: (1) gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca (2) gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, (3) gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
2.        State Standards And Objectives (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.
a.         Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran
Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran. Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya berikut ini:[6]
1)      Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2)      Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa
3)      Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
4)      Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
b.        Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut Smaldino, dkk., setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM.  Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:
1)        A = audience
Pembelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.
2)        B = behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.
3)        C = conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
4)        D = degree
Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran.[7]
c.         Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu.
3.        Select Strategies, Technology, Media, and Materials (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.
a.        Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun  Attention  (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
b.        Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar
Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam Sanjaya menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.[8] Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.
Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik
c.          Memilih, Mengubah, dan Merancang Materi
1.        Memilih Materi yang tersedia
·           Melibatkan Spesialis Teknologi/Media
·           Menyurvei Panduan Referensi Sumber dan Media
2.       Mengubah Materi yang ada
3.       Merancang Materi Baru
4.       Utilize Technology, Media And Materials (Menggunakan Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya  mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:
a.        Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
b.        Mempersiapkan bahan
c.        Mempersiapkan lingkungan belajar
d.       Mempersiapkan pembelajar
e.        Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar.
5.       Require Learner Parcipation (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi  dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk  memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar.
6.        EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
1.        Penilaian Hasil Belajar Siswa,
a.         Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,
b.         Penilaian Hasil Belajar Portofolio
c.         Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
2.        Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3.        Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
C.       Penerapan Model ASSURE
a.         Analyze Learner  (Analisis Pembelajaran)
Pondok Pesanstren Perguruan Diniyyah Puteri merupakan pondok pesantren Modren khusus perempuan yang berada di Kota Padang Panjang.  Tingkat pendidikan Diniyyah Puteri dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Tinggi.
Salah satu tingkat pendidikan yang ada di Diniyyah Puteri adalah SLTP yang di Diniyyah Puteri disebut juga dengan tingkat DMP  (Diniyyah Menengah Pertama). Siswa tingkat DMP lebih kurang sebanyak 300 orang yang terdiri dari 5 kelas untuk tiap tingkatnya.
Rancangan penggunaan media dengan model ASSURE akan dilakukan santri kelas VII DMP (Kelas I SLTP) pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). SKI merupakan salah satu mata pelajaran yang ditetapkan oleh Kurikulum Kementrian Agama. Untuk sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Kementrian  Agama.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata pelajaran baru bagi santri kelas VII DMP Diniyyah Puteri. Karena di Sekolah Dasar (SD) mereka tidak mempunyai mata pelajaran SKI.
Mata pelajaran SKI merupakan mata pelajaran yang berisikan sejarah- sejaran kebudayaan yang dimiliki oleh umat islam dari zaman Rasulullah SAW, Sahabat, Tabiin dan Tabi’ tabiin. Dan kejayaan-kejayaan umat islam yang ada pada zaman dahulu hingga zaman sekarang.
Karena mata pelajaran ini baru bagi santri kelas VII DMP maka pelajaran SKI harus di sajikan dengan menarik sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk mempelajari dan memhami serta mengambil pelajaran dari sejarah kebudayaan umat islam pada zaman dahulunya.
Dari observasi yang dilakukan siswa sangat menyukai pelajaran dengan melibatkan aktif mereka dalam pembelajaran, tidak hanya ceramah dan mendengarkan saja, sehingga untuk menyampaiakan materi pelajaran diperlukan metode yang menarik dan media pembelajaran yang melibatkan aktif  peserta didik dalam pelajaran tersebut.
Gaya belajar peserta didik pada umumnya berbeda-beda. Gaya belajar terdiri dari:
1.        Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca.
2.        Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius.
3.        Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
Ketiga gaya belajar ini cocok untuk ketiga bidang studi ini karena, siswa perlu mendengarkan (audio) dan melihat (visual)  dengan serius penjelasan dari guru atau media audio visual lainnya  mengenai perjalanan sejarah islam pada zaman dahulunya.  Dan gaya belajar kinestetik (melakukan) mencoba memerankan/ membuat drama tentang gaya kehidupan/perjuangan umat islam pada zaman dahulunya sehingga siswa benar- benar paham dan mengerti dan dapat menceritakannya kembali sejarah peradaban umat islam pada zaman dahulunya.
b.        STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Tujuan pembelajaran perlu dijelaskan dengan spesifik untuk memudahkan langkah-langkah yang dilakukan untuk menyampaikan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu materi yang dibahas dalam mata pelajaran SKI adalah “Sejarah dan Perjuangan Nabi Muhammad SAW”.  Kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah:
1.        Siswa dapat mendiskripsikan misi nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat.
2.        Siswa dapat mengambil hikmah dari misi nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan,  dan kemajuan masyarakat dikaitakan dengan perkembangan kondisi sekarang.
3.        Meneladani perjuangan nabi dan para sahabat dalam mengahdapi masyarakat Mekkah, dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.        Mendeskripsikan sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan.
5.        Mengambil hikmah dari misi nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan
6.        Meneladani semangat perjuangan Nabi dan para sahabat di Madinah.
c.         Select Strategies, Technology, Media, And Materials (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
1.        Jika merujuk pada ARCS (attention, relevant, confidence and satisfaction) maka strategi yang akan dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini adalah strategi yang berpusat pada pembelajar. Yang  mana siswa lebih  aktif dalam proses pembelajaran.
2.        Teknologi yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah, dengan menggunakan teknologi audio visual, dengan memutarkan film mengenai perjuangan Rasulullah dan sahabat.
3.        Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media audio visual. Serta menggunakan media kartu dengan menampilan dengan kartu peran dari masing-masing sahabat kecuali Rasulullah.
d.        Utilize Technology, Media And Materials (Menggunakan Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Langkah yang dilakukan sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1.        Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
2.        Mempersiapkan bahan
3.        Mempersiapkan lingkungan belajar
4.        Mempersiapkan pembelajar
5.        Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
Untuk pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) teknologi yang akan digunakan adalah media televisi (audio visual) dengan memutarkan film sejarah perjuangan pada zaman Nabi dan sahabat.  Dengan menyediakan tempat yang nyaman untuk siswa bisa menyaksikan sejarah perjuangan Nabi dan sahabat. Serta ditambah dengan mendengarkan penjelasan tambahan dari guru dengan menggunakan media kartu yang menampilkan peran dari masing-masing yang diceritakan oleh guru.
Sebelum guru memutarkan film mengenai perjuangan Rasullah, guru mempersiapkan siswa dengan memberikan simulasi untuk memfokuskan kosentrasi siswa dan membuka limbic siswa. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang diharapkan dari materi tersebut.
Setelah siswa selesai menyaksikan pemutaran film tersebut siswa diminta untuk menceritakan ulang kembali kisah yang perjuangan Rasulullah dan sahabat.
e.         Require Learner Parcipation (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Untuk mengetahui minat dan tingakat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan, maka sangat diperlukan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Pengembagan partisipasi siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan memberikan kuis kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.  meminta siswa untuk membuat kelompok dan meminta untuk membuat drama mengenai kisah perjuangan Nabi sesuai dengan tema yang ada. Siswa diminta juga untuk membuat bagaimana aplikasi perjuangan Rasulullah dengan zaman sekarang ini dana mempresentasikannya kedepan kelas.
f.         Evaluate And Revise (Mengevaluasi dan Merevisi)
Evaluasi yang dilaksanakan adalah:
1.        Evaluasi mengenai terhadap metode, media dan strategi yang digunakan selama ini dalam proses pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan dengan mengadakan wawancara dengan peserta didik dan meminta peserta didik untuk mengisi angket yang telah disiapkan mengenai sistem pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini.
2.        Evaluasi terhadap pencapaian kompetensi yang diharapkan terhadap peserta didik. Evalusi dilaksanakan dengan pelaksanaan tes dengan memberikan separangkat soal yang harus di jawab oleh siswi.  Siswi juga diminta untuk mempresentasikan kembali kedepan kelas perjalanan sejarah kehidupan Rasulullah dan sahabat.
3.        Dari hasil evaluasi terhadap sistem pembelajaran yang telah diberikan kepada siswa maka diadaka revisi terhdap hasil evaluasi yang bernilai negative atau yang tidak diharapkan.
D.      Kelebihan dan Kekurangan Model ASSURE
1.        kelebihan dari model Assure adalah
a.         Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar. Komponen tersebut di anatranya analisis Peserta didik, rumusan tujuan pembelajar, strategi pembelajar, sistem penyampaian, penilaian proses belajar dan penilaian belajar.
b.         sering di adakan remidial. selain itu model ini mengedepankan Peserta didik, ditinjau dari proses belajar, tipe belajar, kemampuan prasyarat.
c.         Di adakan pengelompokan-pengelompokan kecil seperti pengelompokan Peserta didik menjadi belajar mandiri dan belajar tim dll menyiratkan untuk para Pendidik untuk menyampaikan materi dan mengelola kegiatan kelas
d.        Model ini dapat diterapkan sendiri oleh Pendidik
2.        Kelemahan dari model Assure adalah
a.         Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu
b.         Walau komponen relatif banyak, namun tidak semua komponen desain pembelajaran termasuk di dalamnya.
c.         Model ini mengedepankan penyampaian materi dan pengelolaan kelas.
d.        Aspek lain yang berdampakterhadap proses belajar tidak dideteksi
e.         Model ini digunakan untuk memandu seseorang Pendidik bagaimana mengelola dan menciptakan interaksi belajar mengajar
f.          Untuk dapat memotivasi pembelajaran yang tepat
g.         Supaya Pendidik lebih kreatif dan kerja sama antar Pendidik dan siswa dapat dikembangkan dengan baik dengan model KBM ini.[9]
Dilihat dari sistem modelnya dari model-model yang lain. Menurut saya, model ASSURE ini simpel. Namun kegunaanya lebih condong untuk pembelajaran di lingkup sekolah.



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Belajar pada dasarnya merupakan perubahan tingkah laku pada diri pebelajar dan perubahan pebelajar dengan lingkungan sekitar. Dengan proses belajar yang dilakukan oleh pebelajar, dinilai mampu merubah tingkah laku si pebelajar itu sendiri.
Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu ASSURE.
Menurut Smaldino A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard and Objectives, S yang kedua berarti Select strategi, technology, media, and materials, U berarti Utilize technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan E berarti Evaluated and revise.
Dilihat dari sistem modelnya dari model-model yang lain. Menurut saya, model ASSURE ini simpel. Namun kegunaanya lebih condong untuk pembelajaran di lingkup sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran Jakarta.PT Raja Grafindo Persada, 1996
Kemp, Jerrold. Proses Perancangan Pengajaran, Bandung: ITB Bandung, 1994
Prayitno, Pendidikan: Dasar Teori dan Praktis Jilid II, Padang: UNP Press, 2009
Rusma, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru, Jakarta: Rajawali Press, 2011
Sanjaya,Wina. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2008
Smaldino,Sharon E dkk. Instructional Technology And Media For Learning Ninth edition, New Jersey Columbus, Ohio: PEARSON Merrill Prentice Hall, 2007



[1]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta.PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 15.
[2]Jerrold Kemp,Proses Perancangan Pengajaran (Bandung: ITB Bandung, 1994), h. 12.
[3] Prayitno, Pendidikan: Dasar Teori dan Praktis Jilid II (Padang: UNP Press, 2009), 309-310.
[4]Rusma, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru. (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 1.
[5]Sharon E Smaldino, dkk. Instructional Technology And Media For Learning Ninth edition (New Jersey Columbus, Ohio: PEARSON Merrill Prentice Hall, 2007), h. 86.
[6]Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2008), h. 122-123.
[8]Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, h. 204

1 komentar so far


EmoticonEmoticon