BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan kebutuhan yang amat penting dalam mengembangkan dan meningkat
kualitas serta menentukan arah bagi masa depan manusia, bahkan kualitas dan
masa depan bangsa. Tanpa melalui proses pendidikan yang baik, sulit kiranya
bagi seseorang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Pendidikan diharapkan dapat memberikan perubahan kea rah yang lebih baik
terhadap manusia itu sendiri.
Potensi siswa dapat berkembang karena guru
mempunyai peran penting dalam proses pelaksanaan pendidikan, interaksi antara
guru dan anak didik menuju peserta didik yang lebih kompeten adalah tuntutan
utama. Seiring perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi guru dituntut untuk
lebih cerdas dan kreatif dalam menyampaikan
atau menyajikan materi pembelajaran. Seorang guru harus mampu membuat media
pembelajaran yang kreatif, inovatif, menarik bagi peserta didik dan dapat
menimbulkan rasa keingintahuan yang besar dari diri peserta didik.
Arsyad menyatakan bahwa “Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur
yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran”.[1] Bertolak dari sinilah
kenapa media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar,
dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, diharapkan
akan dapat membangkitkan motivasi, dan rangsangan belajar, serta membawa
pengaruh psikologis terhadap peserta didik, sehingga peserta didik menjadi lebih mengerti tentang
materi yang diajarkan melalui media pembelajaran yang digunakan yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran.
Media
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media
proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan
terhadap warna maka dapat dinerikan media dengan warna yang menarik. Aspek
penting lainnya penggunaan media adalah membantu memperjelas pesan
pembelajaran. Informasi yang disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami
sepenuhnya oleh siswa, terlebih apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan
materi. Disinilah peran media, sebagai alat bantu memperjelas pesan
pembelajaran.
Untuk
mendukung pendidikan dan pembelajaran
yang baik terdapat beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dalam kelangsungan
proses pembelajaran, diantaranya yaitu
melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, perumusan tujuan,
perumusan materi, perumusan alat
pengukur keberhasilan, serta melakukan peraikan terhadap apa yang telah
dilaksanakan. Terdapat banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk
menerapkan aspek-aspek pembelajaran.
Diantara
model pembelajaran yang ada, maka model pembelajaran ASSURE dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran. Model ASSURE
adalah pedoman langkah-langkah perencanaan untuk memilih dan memanfaatkan
media. Berikut akan di bahas mengenai perancangan media pembelajaran dengan
model ASSURE dilengkapi dengan teori yang mendukung.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian
latar belakang di atas, pemakalah dapat mengambil beberapa pokok permasalahan
yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu
1.
Apa
hakikat pembelajaran?
2.
Apa
pengertian model ASSURE?
3.
Bagaimana
contoh penerapan model ASSURE?
4.
Apa
kekurangan dan kelebihan model ASSURE?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pembelajaran
Belajar pada dasarnya merupakan
perubahan tingkah laku pada diri pebelajar dan perubahan pebelajar dengan
lingkungan sekitar. Dengan proses belajar yang dilakukan oleh pebelajar,
dinilai mampu merubah tingkah laku si pebelajar itu sendiri.
Menurut Kemp unsur dasar dalam
proses perancangan pengajaran ada empat aspek yaitu; siswa, metode, sasaran dan
evaluasi.[2]
Keempat ini dapat diwujudkan dalam bentuk pertanyaan yaitu;
1.
Untuk siapa
program itu dirancang (ciri siswa)
2.
Kemampuan
apa yang anda inginkan untuk dipelajari?
3.
Bagaimana
isi pelajaran atau ketrampilan dapat dipelajari dengan baik?
4.
Bagaimana
anda menentukan tingkat penguasan pelajaran yang sudah dicapai?
Prayitno mengungkapkan bahwa:
Belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang diperoleh melalui
pengalaman, melalui proses stimulus-respon, melalui pembiasaan, melalui
peniruan, melalui pemahaman dan penghayatan, melalui aktivitas individu meraih
sesuatu yang dikehendakinya.
Prayitno membatasi perubahan tingkah
laku pada konsep operasional dari belajar itu sendiri. Prayitno secara lebih
operasional mengemukakan bahwa “belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu
yang baru”.[3]
Sedangkan Rusman mengatakan bahwa
pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya.[4]
Komponen yang dimaksud oleh Rusman adalah tujuan pembelajaran, materi, metode,
dan evaluasi pembelajarannya. Jika dikaitkan dengan penelitian yang akan
dilakukan, komponen-komponen tersebut harus menjadi perhatian pendidik dalam
memilih atau mengembangkan model pembelajaran yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran harus memperhatikan fase
dalam tindakan pembelajaran dan komponen pembelajaran itu sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan yang dalam
pelaksanaannya memerhatikan fase tindakan pembelajaran dan komponen
pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang ditentukan.
B. Model ASSURE
Model merupakan salah satu cara yang
dapat digunakan guru sebelum pembelajaran itu dilakukan, sehingga nantinya
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, maksimal dan tepat. Jadi ASSURE
model memberikan kemudahan atau cara untuk membantu guru dalam mempersiapkan
pembelajaranya agar menjadi lebih terarah dan menuju pada sasaran yang tepat
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Model ASSURE merupakan langkah
merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan
memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi
tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model
tersebut, yaitu ASSURE.
Menurut Smaldino A yang berarti Analyze
learners, S berarti State standard and Objectives, S yang kedua
berarti Select strategi, technology, media, and materials, U berarti Utilize
technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan
E berarti Evaluated and revise.[5]
Model ASSURE yang dicetuskan oleh
Heinich, dkk 1980, dikembangkan oleh Smaldino hingga sekarang. Model ASSURE
ini, berorentasi pada KBM.
Strategi pembelajarannya melalui
pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta
pembelajar di lingkungan belajar.
Pembelajaran dengan menggunakan model ASSURE mempunyai beberapa tahapan
yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi
peserta didik. Tahapan tersebut menurut Smaldino adalah sebagai berikut:
1.
Analyze Learner (Analisis Pembelajar)
Tujuan utama
dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang
urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam
pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci
dari diri pembelajar yang meliputi :
a.
General Characteristics (Karakteristik
Umum)
Karakteristik
umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis
kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta
etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam
merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
b.
Specific Entry Competencies (Mendiagnosis
kemampuan awal pembelajar)
Penelitian
yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek
patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari
lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa. Hal ini
akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi
pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
c. Learning
Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan
peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan
dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga
macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: (1) gaya belajar
visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca (2) gaya
belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta
didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, (3) gaya belajar
kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta
didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
2.
State Standards And Objectives (Menentukan
Standard Dan Tujuan)
Tahap
selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan
demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan
kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran
perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.
a.
Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam
Pembelajaran
Dasar dalam
penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa
yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar
dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik
dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu
program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya berikut ini:[6]
1) Rumusan
tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan
proses pembelajaran.
2) Tujuan
pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa
3) Tujuan
pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
4) Tujuan
pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan
kualitas pembelajaran.
b.
Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut
Smaldino, dkk., setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap.
Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar,
pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan
baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:
1)
A = audience
Pembelajar
atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik,
apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya
sebaiknya jelas dan rinci.
2)
B = behavior
Perilaku
belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili
kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan
biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.
3)
C = conditions
Situasi
kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan
baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari
kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi
pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar
berlangsung.
4)
D = degree
Persyaratan
khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat
dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti
tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap
dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran.[7]
c.
Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan
Individu
Berkaitan dengan
kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang
diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki
kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan
dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap
individu.
3.
Select Strategies, Technology, Media, and Materials (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Langkah selanjutnya
dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung pembelajaran dengan
menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi
dan media dan bahan ajar.
a.
Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi
pembelajaran disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu
juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat
mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu
strategi mana yang dapat membangun Attention (perhatian)
siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan
dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan
pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
b.
Memilih Teknologi dan Media yang
sesuai dengan Bahan Ajar
Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar.
Menurut Lesle J.Brigges dalam Sanjaya menyatakan bahwa media adalah alat untuk
perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan
Breidle dalam Sanjaya mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi,
buku, koran, majalah dan sebagainya.[8] Sedangkan menurut Gerlach,
media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang,
bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan
ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan
teks) slide ( gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV),
dan multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap
media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa
direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas
yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia,
keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.
Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok
bahasan atau topik
c.
Memilih,
Mengubah, dan Merancang Materi
1.
Memilih Materi yang tersedia
·
Melibatkan Spesialis Teknologi/Media
·
Menyurvei Panduan Referensi Sumber
dan Media
2.
Mengubah Materi yang ada
3.
Merancang Materi Baru
4. Utilize Technology,
Media And Materials (Menggunakan Teknologi, Media dan
Bahan Ajar)
Sebelum
memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti
langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:
a.
Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
b.
Mempersiapkan bahan
c.
Mempersiapkan lingkungan belajar
d. Mempersiapkan
pembelajar
e.
Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar.
5. Require Learner
Parcipation (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap
materi dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi
sekarang dituntut untuk memiliki pengalaman dan praktik menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan
member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa
belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang
autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk mencapai
tujuan mereka dalam belajar.
6.
EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk
mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan
dua tahapan yaitu:
1.
Penilaian Hasil Belajar Siswa,
a.
Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,
b.
Penilaian Hasil Belajar Portofolio
c.
Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
2.
Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3.
Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
C.
Penerapan Model ASSURE
a.
Analyze Learner (Analisis Pembelajaran)
Pondok Pesanstren Perguruan Diniyyah
Puteri merupakan pondok pesantren Modren khusus perempuan yang berada di Kota
Padang Panjang. Tingkat pendidikan
Diniyyah Puteri dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Tinggi.
Salah satu tingkat pendidikan yang ada
di Diniyyah Puteri adalah SLTP yang di Diniyyah Puteri disebut juga dengan
tingkat DMP (Diniyyah Menengah Pertama).
Siswa tingkat DMP lebih kurang sebanyak 300 orang yang terdiri dari 5 kelas
untuk tiap tingkatnya.
Rancangan penggunaan media dengan model
ASSURE akan dilakukan santri kelas VII DMP (Kelas I SLTP) pada mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). SKI merupakan salah satu mata pelajaran yang
ditetapkan oleh Kurikulum Kementrian Agama. Untuk sekolah-sekolah yang berada
di bawah naungan Kementrian Agama.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) merupakan mata pelajaran baru bagi santri kelas VII DMP Diniyyah
Puteri. Karena di Sekolah Dasar (SD) mereka tidak mempunyai mata pelajaran SKI.
Mata pelajaran SKI merupakan mata
pelajaran yang berisikan sejarah- sejaran kebudayaan yang dimiliki oleh umat
islam dari zaman Rasulullah SAW, Sahabat, Tabiin dan Tabi’ tabiin. Dan
kejayaan-kejayaan umat islam yang ada pada zaman dahulu hingga zaman sekarang.
Karena mata pelajaran ini baru bagi
santri kelas VII DMP maka pelajaran SKI harus di sajikan dengan menarik
sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk mempelajari dan memhami serta
mengambil pelajaran dari sejarah kebudayaan umat islam pada zaman dahulunya.
Dari observasi yang dilakukan siswa sangat
menyukai pelajaran dengan melibatkan aktif mereka dalam pembelajaran, tidak
hanya ceramah dan mendengarkan saja, sehingga untuk menyampaiakan materi
pelajaran diperlukan metode yang menarik dan media pembelajaran yang melibatkan
aktif peserta didik dalam pelajaran
tersebut.
Gaya belajar peserta didik pada
umumnya berbeda-beda. Gaya belajar terdiri dari:
1.
Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti
membaca.
2.
Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh
peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius.
3.
Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah
dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
Ketiga gaya belajar ini cocok untuk ketiga bidang studi ini karena, siswa
perlu mendengarkan (audio) dan melihat (visual)
dengan serius penjelasan dari guru atau media audio visual lainnya mengenai perjalanan sejarah islam pada zaman
dahulunya. Dan gaya belajar kinestetik
(melakukan) mencoba memerankan/ membuat drama tentang gaya kehidupan/perjuangan
umat islam pada zaman dahulunya sehingga siswa benar- benar paham dan mengerti
dan dapat menceritakannya kembali sejarah peradaban umat islam pada zaman
dahulunya.
b.
STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan
Standard Dan Tujuan)
Tujuan
pembelajaran perlu dijelaskan dengan spesifik untuk memudahkan langkah-langkah
yang dilakukan untuk menyampaikan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Salah satu
materi yang dibahas dalam mata pelajaran SKI adalah “Sejarah dan Perjuangan
Nabi Muhammad SAW”. Kompetensi yang
diharapkan dari materi ini adalah:
1.
Siswa dapat
mendiskripsikan misi nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta,
pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat.
2.
Siswa dapat
mengambil hikmah dari misi nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta,
pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan
kemajuan masyarakat dikaitakan dengan perkembangan kondisi sekarang.
3.
Meneladani
perjuangan nabi dan para sahabat dalam mengahdapi masyarakat Mekkah, dengan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Mendeskripsikan
sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi
dan perdagangan.
5.
Mengambil
hikmah dari misi nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan
ekonomi dan perdagangan
6.
Meneladani
semangat perjuangan Nabi dan para sahabat di Madinah.
c.
Select Strategies,
Technology, Media, And Materials (Memilih, Strategi,
Teknologi, Media dan Bahan ajar)
1.
Jika merujuk
pada ARCS (attention, relevant, confidence and satisfaction) maka
strategi yang akan dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini adalah strategi
yang berpusat pada pembelajar. Yang mana
siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
2.
Teknologi
yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah, dengan menggunakan teknologi
audio visual, dengan memutarkan film mengenai perjuangan Rasulullah dan
sahabat.
3.
Media yang
digunakan dalam pembelajaran ini adalah media audio visual. Serta menggunakan media
kartu dengan menampilan dengan kartu peran dari masing-masing sahabat kecuali
Rasulullah.
d.
Utilize Technology, Media And Materials (Menggunakan
Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Langkah yang dilakukan sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah:
1.
Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
2.
Mempersiapkan bahan
3.
Mempersiapkan lingkungan belajar
4.
Mempersiapkan pembelajar
5.
Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
Untuk pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) teknologi yang akan digunakan adalah media televisi
(audio visual) dengan memutarkan film sejarah perjuangan pada zaman Nabi dan
sahabat. Dengan menyediakan tempat yang
nyaman untuk siswa bisa menyaksikan sejarah perjuangan Nabi dan sahabat. Serta
ditambah dengan mendengarkan penjelasan tambahan dari guru dengan menggunakan
media kartu yang menampilkan peran dari masing-masing yang diceritakan oleh
guru.
Sebelum guru memutarkan film
mengenai perjuangan Rasullah, guru mempersiapkan siswa dengan memberikan
simulasi untuk memfokuskan kosentrasi siswa dan membuka limbic siswa. Kemudian
dilanjutkan dengan menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang diharapkan
dari materi tersebut.
Setelah siswa selesai menyaksikan
pemutaran film tersebut siswa diminta untuk menceritakan ulang kembali kisah
yang perjuangan Rasulullah dan sahabat.
e.
Require Learner Parcipation (Mengembangkan
Partisipasi Peserta Didik)
Untuk
mengetahui minat dan tingakat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
diberikan, maka sangat diperlukan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
Pengembagan partisipasi siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan memberikan
kuis kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. meminta siswa untuk membuat kelompok dan
meminta untuk membuat drama mengenai kisah perjuangan Nabi sesuai dengan tema
yang ada. Siswa diminta juga untuk membuat bagaimana aplikasi perjuangan
Rasulullah dengan zaman sekarang ini dana mempresentasikannya kedepan kelas.
f.
Evaluate And Revise (Mengevaluasi dan Merevisi)
Evaluasi yang
dilaksanakan adalah:
1.
Evaluasi mengenai terhadap metode, media dan strategi yang digunakan selama
ini dalam proses pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan dengan mengadakan
wawancara dengan peserta didik dan meminta peserta didik untuk mengisi angket
yang telah disiapkan mengenai sistem pembelajaran yang telah dilaksanakan
selama ini.
2.
Evaluasi terhadap pencapaian kompetensi yang diharapkan terhadap peserta
didik. Evalusi dilaksanakan dengan pelaksanaan tes dengan memberikan
separangkat soal yang harus di jawab oleh siswi. Siswi juga diminta untuk mempresentasikan
kembali kedepan kelas perjalanan sejarah kehidupan Rasulullah dan sahabat.
3.
Dari hasil evaluasi terhadap sistem pembelajaran yang telah diberikan
kepada siswa maka diadaka revisi terhdap hasil evaluasi yang bernilai negative
atau yang tidak diharapkan.
D.
Kelebihan dan Kekurangan Model
ASSURE
1.
kelebihan dari model Assure adalah
a.
Lebih banyak
komponennya dibandingkan dengan model materi ajar. Komponen tersebut di
anatranya analisis Peserta didik, rumusan tujuan pembelajar, strategi
pembelajar, sistem penyampaian, penilaian proses belajar dan penilaian belajar.
b.
sering di
adakan remidial. selain itu model ini mengedepankan Peserta didik, ditinjau dari
proses belajar, tipe belajar, kemampuan prasyarat.
c.
Di adakan
pengelompokan-pengelompokan kecil seperti pengelompokan Peserta didik menjadi
belajar mandiri dan belajar tim dll menyiratkan untuk para Pendidik untuk
menyampaikan materi dan mengelola kegiatan kelas
d.
Model ini
dapat diterapkan sendiri oleh Pendidik
2.
Kelemahan dari model Assure adalah
a.
Tidak
mencakup suatu mata pelajaran tertentu
b.
Walau
komponen relatif banyak, namun tidak semua komponen desain pembelajaran
termasuk di dalamnya.
c.
Model ini
mengedepankan penyampaian materi dan pengelolaan kelas.
d.
Aspek lain
yang berdampakterhadap proses belajar tidak dideteksi
e.
Model ini
digunakan untuk memandu seseorang Pendidik bagaimana mengelola dan menciptakan
interaksi belajar mengajar
f.
Untuk dapat
memotivasi pembelajaran yang tepat
g.
Supaya
Pendidik lebih kreatif dan kerja sama antar Pendidik dan siswa dapat
dikembangkan dengan baik dengan model KBM ini.[9]
Dilihat dari sistem modelnya dari
model-model yang lain. Menurut saya, model ASSURE ini simpel. Namun kegunaanya
lebih condong untuk pembelajaran di lingkup sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar pada dasarnya merupakan
perubahan tingkah laku pada diri pebelajar dan perubahan pebelajar dengan
lingkungan sekitar. Dengan proses belajar yang dilakukan oleh pebelajar,
dinilai mampu merubah tingkah laku si pebelajar itu sendiri.
Model ASSURE merupakan langkah
merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan
memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi
tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model
tersebut, yaitu ASSURE.
Menurut Smaldino A yang berarti Analyze
learners, S berarti State standard and Objectives, S yang kedua
berarti Select strategi, technology, media, and materials, U berarti Utilize
technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan
E berarti Evaluated and revise.
Dilihat dari sistem modelnya dari
model-model yang lain. Menurut saya, model ASSURE ini simpel. Namun kegunaanya
lebih condong untuk pembelajaran di lingkup sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Azhar. Media Pembelajaran Jakarta.PT
Raja Grafindo Persada, 1996
Kemp,
Jerrold. Proses Perancangan Pengajaran, Bandung:
ITB Bandung, 1994
Prayitno,
Pendidikan: Dasar Teori dan Praktis Jilid II, Padang: UNP Press, 2009
Rusma, Model-model
Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru, Jakarta: Rajawali Press, 2011
Sanjaya,Wina.
Strategi pembelajaran berorientasi
standar proses pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2008
Smaldino,Sharon
E dkk. Instructional Technology And Media For Learning Ninth edition,
New Jersey Columbus, Ohio: PEARSON Merrill Prentice Hall, 2007
[1]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta.PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 15.
[2]Jerrold Kemp,Proses Perancangan Pengajaran (Bandung: ITB Bandung, 1994), h. 12.
[4]Rusma, Model-model Pembelajaran;
Mengembangkan Profesional Guru. (Jakarta:
Rajawali Press, 2011), h. 1.
[5]Sharon E Smaldino, dkk. Instructional Technology
And Media For Learning Ninth edition (New
Jersey Columbus, Ohio: PEARSON Merrill Prentice Hall, 2007), h. 86.
[6]Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar
proses pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2008), h. 122-123.
[8]Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar
proses pendidikan, h. 204
1 komentar so far
Izin copas tuan
EmoticonEmoticon